Thursday, September 5, 2019
Sehari Melestarikan Tradisi di Sindangbarang
Siapa yang sering ngeliat anak
kecil yang begitu denger lagu Blackpink, atau BTS langsung nyanyi dan joget
ngikutin para idola tersebut? Sayaaaa…terus siapa disini yang sering ngeliat
anak kecil nari jaipongan atau nyanyi lagu-lagu daerah macam Tokecang? Bukan
sayaaa. Ada yang ngalamin kayak gitu juga?. Yah kalau ngeliat peristiwa ini,
kayaknya tradisi Indonesia susah untuk bertahan yah apalagi regenerasi. Tapi
itu rasa pesimis yang muncul sebelum saya menjejakkan kaki ke desa wisata
Sindang Barang.
Desa Wisata Sindangbarang berada
di daerah Bogor dari stasiun kereta Bogor sekitar 40 menit dengan menggunakan
angkot. Jadi kalau mau dibilang daerah ini jauh dari modern, ya sudah tentu
tidak. Saya kesana barengan dengan rombongan dari Id Corners.
Setelah naik angkot dan beberapa
kali jalan nanjak karena angkotnya ngga kuat, sampai juga kita ke desa Wisata
Sindangbarang. Begitu sampai kami disambut oleh alunan angklung gubrak. Karena
kami datang berombongan, dari desa wisata pun sudah menyiapkan berbagai tarian
tradisional untuk ditampilkan. Jadi begitu sampai, sudah terlihat anak-anak berlalu lalang dengan menggunakan kebaya dan kain.
Bercengkrama sebelum menari |
Sebelum tampil |
Mereka juga sama seperti anak
zaman sekarang yang suka main gadget, terlihat ada beberapa anak yang asyik
main handphone sambil menunggu giliran waktunya tampil sambil sesekali
merapihkan pakaian dan dandanannya. Ada pula yang sedang asyik main Enggrang. Umur
mereka pun bervariasi yang paling kecil berumur 5 tahun hingga paling besar
berada di kelas 2 SMU, semuanya memiliki peranan dan keahliannya masing-masing.
Inilah penampilan mereka:
Rampak Gendang
Kaulinan Barudak
Main Ucing-ucingan - taken with Fuji XT-100 |
Tari Mojang Priangan
Tari Merak
Buat saya inilah bukti bukan
berarti melestarikan tradisi mengenyampingkan kemajuan zaman, semuanya bisa
berjalan beriringan. Bukan juga eksploitasi anak, ini hanyalah rasa ingin
berpartisipasi dan terlibat dalam terbentuknya desa wisata. Anak-anak juga
tidak dipaksa, mereka datang dengan suka rela mengikuti latihan yang ada di
Sindang Barang secara gratis. Menurut Abah Ukat bukan masalah bagus atau
jeleknya, tapi yang penting anak mau mengenal tarian atau permainan
tradisional.
Lebih jauh lagi harapan beliau
selain penanggung jawab sanggar juga sebagai pelatih silat Cimande.
Pemuda-pemuda yang belajar silat juga dapat mendalami filosofi silat Cimande
tersebut, yaitu menjaga hubungan antar sesama manusia, dan juga sang Pencipta.
Sehingga mereka dapat mengendalikan diri dan menghindari tawuran antar pelajar.
Melestarikan Tradisi Ala Saya
Dulu saya memang pernah belajar
nari jaipong namun itu juga adalah untuk persyaratan nilai muatan lokal di
sekolah, setelah lulus ya sudah berlalu begitu saja. Namun walau begitu di
benak saya tetap masih tersimpan kenangan tersebut. Terus kalau sekarang apa
yang saya lakukan untuk melestarikan tradisi?
Salah satunya yah ini, berkunjung
ke desa wisata kemudian menuliskan, mengabadikannya lewat foto dan
menyebarkannya lewat social media. Beruntung dalam perjalanan kali ini Id
Corners juga memberikan workshop mengenai travel photography dan travel
blogging yang dipandu oleh Uni Raiyani dan mbak Donna Imelda.
Uni Rai memberikan materi fotografi |
Mbak Donna Imelda memberikan materi penulisan - Taken with Fuji XT 100 |
Dari materi yang disampaikan oleh
Uni Rai, saya mendapatkan perspektif baru dalam mengambil sebuah foto yang
biasanya hanya eye level, namun kami diajak untuk mencoba angle-angle lainnya,
yang hasilnya saat foto banyak adegan nunduk
bahkan tiarap bersama. Sedangkan dari mbak Donna kami belajar untuk
meresapi dan memperhatikan lingkungan dimana kami berada dan menuangkannya
melalui tulisan. Tidak melulu soal fakta, walau memang data dan fakta itu
penting, tapi juga bagamana memasukkan
unur emosi dan perasaan ke dalam sebuah tulisan.
Selain itu kami semua
berkesempatan mencoba kamera Fuji. Saya kebagian yang kamera Fuji XT100 Karena
yang akan kami foto adalah objek yang terus menerus bergerak, rasanya kalau
harus manual akan membuat kesulitan dan kita akan kehilangan moment. Ngga
mungkin kan penarinya kita suruh stop dulu trus pose. Jadi kamera Fuji yang
kami coba disetting ke aperture priority. Jadi kita tidak perlu lagi memikirkan
settingan lainnya, karena sudah automatis mengikuti. Masalah tiarap tadi
kebetulan karena terbentur perut jadi saya ngga banyak tiarap juga. Namun bukan
berarti saya ngga bisa foto low angle, karena saya memanfaatkan keuntungan LCD
flip yang dimiliki oleh kamera Fuji XT 100. Jadi cukup kameranya aja yang
tiarap, sayanya ngga usah.
Menjajal kamera Fuji sambil mencoba mendapatkan angle terbaik |
Menarikan Tokecang - taken with Fuji XT-100 |
Silat Cimande - Taken with fuji XT 100 |
Sebelum melanjutkan ke lokasi
berikutnya, kami makan siang terlebih dahulu. Walau sebelumnya saat datang kami
sudah disediakan cemilan tradisional termasuk minum bandrek, tapi kalau buat
saya rasanya masih kurang kenyang. Jadi dengan
lahap kami makan siang bersama, psssttt sambelnya enak banget loh.
Penganan pagi hari + Bandrek |
Makan siang lengkap |
Berburu Ulat Sutera
Kegiatan melestarikan tradisi ini
tidak hanya sampai di Desa Wisata saja. Kami juga diajak untuk melihat langsung
pembuatan kain sutera. Sambil menuju kearah sana saya melihat anak-anak yang
tadi tampil menari sudah berganti pakaian biasa dan sedang asyik main roller
blade. Lagi-lagi kepesimisan saya terkikis, karena pada dasarnya anak-anak
memang suka bermain, apa pun bentuknya baik yang kekinian maupun tradisional.
Asalkan kita terus menerus mengenalkannya pada mereka, syukur-syukur kalau
mereka akhirnya lebih senang bermain di lapangan daripada di rumah dengan
handphonenya.
Lalu sampailah kami di “Rumah
Sutera” satu-satunya produsen kain sutra yang ada di Kota Bogor. Lokasinya
sangat menyejukkan mata, karena sangat asri dengan berbagai tanaman yang ditata
rapih disana-sini. Eh tapi sebelumnya, sudah tahu kan kalau kain sutera itu
dibuat dari ulat sutera?.
Pertama-tama kami diajak
berkunjung ke ladang Murbei, yang merupakan makanannya para ulat sutera. Disini
hanya menanam 4 jenis pohon murbei, yang merupakan kualitas terbaik. Kemudian selanjutnya kami melihat ulat-ulat
yang sedang dalam proses kokon. Kalau sudah terbentuk kokon kemudian dipanen
dan dibersihkan.
Ladang Murbei |
Proses ulat berubah menjadi kokon |
Kokon dipanen dan kemudian dibersihkan |
Selanjutnya kokon ini direbus dan
dipisahkan helai demi helai benangnya. Untuk 10 kilo kokon hanya menghasilkan 1
kilo benang sutera, yang dijual dengan harga 1-1,2 juta rupiah. Lalu barulah
kemudian benang-benang tersebut-sebut ditenun menjadi kain. Untuk menenunnya
juga masih menggunakan alat tenun bukan mesin, dalam sehari bisa menghasilkan
2-3 meter kain. Sekarang saya tahu mengapa kain sutera itu mahal, karena
prosesnya saja sangat panjang dan tidak
mudah.
Proses memisahkan helai demi helai |
Dari helainan kemudian menjadi benang - taken with Fuji XT-100 |
Benang ditenun menjadi kain |
Dari perjalanan kali ini saya
belajar bahwa melestarikan tradisi bisa dengan berbagai cara, namun bukan hanya
sekedar berharap ada yang mau. Kita juga harus turut aktif mengajak dan
menumbuhkan kemauan itu. Seperti yang terjadi di desa Sindangbarang, bersama-sama
mereka membangun tempat wisata dimana masyarakat yang berada di sekitarnya
turut serta. Ahhhh tapi kan anak-anak itu juga mau karena diiming-imingi uang
jajan. Lalu salahnya dimana? kalau
mereka mau karena ada “hadiahnya”, toh tidak mudah menari dibawah terik
matahari dan berada diantara puluhan pasangan mata memandang. Sedikit uang yang
mereka terima justru memacu mereka untuk datang ke sanggar setiap minggunya,
hingga muncul kebiasaan yang akan mereka ingat seterusnya dan mereka menjadi
agen yang mengajak teman-teman lainnya untuk sama-sama belajar pencak silat
ataupun tari tradisional, hingga tradisi pun tetap lestari.
Saturday, August 10, 2019
ANAK DIET CFGFSF, TRUS NGEMILNYA APA DONG?
Pertanyaan tersebut adalah yang
paling sering ditanyakan begitu tahu anak saya diet CFGFSF (casein free, gluten
free, sugar free). Awalnya saya juga bingung, duh kasihan udah ngga bisa
nyicipin yang enak-enak. Terus cemilan dan makanannya pasti ngga ada yang oke.
Ternyata justru disinilah kreativitas emak diuji, serta kemampuan emak untuk
teliti dan cari informasi ditantang habis-habisan.
Setelah sekarang menjalaninya
hampir 2 tahun, kita udah biasa aja. Anak tetep happy dan tetap bisa ngemil.
Beruntung anak saya doyan banget hampir segala jenis buah,jadi selama ada yang
jualan jus buah diluar sana kita bisa tenang walau akhirnya tetap dipiih buah
yang tidak mengandung phenol tinggi.
Oke daripada kepanjangan langsung
aja deh ini beberapa ide untuk cemilan
dan makanan anak yang sedang diet CFGFSF. Tapi ingat setiap anak mempunyai
alergi dan sensitifitas yang berbeda-beda jadi kita sebagai orang tua harus
tetap memperhatikan mana yang cocok dan mana yang tidak kemudian dicatat agar
tidak lupa.
1. Jus
Buah
Kalau dirumah
sih udah pasti gampang yah, tinggal beli buahnya, kasih air sedikit, pakai hand
blender ngga sampai 5 menit udah beres deh.
Ini juga yang
menjadi andalan kala berpergian. Bersyukurlah
banyak yang jualan jus buah murah meriah dan hampir disetiap resto ada,
tinggal request deh jangan pakai gula dan susu. Biasanya nih yang sering
dipilih adalah jus Sirsak, Alpukat dan Buah Naga (sebenernya sebaiknya buah
Naga putih, tapi jarang ada). Oke untuk Buah Naga ngga semua anak cocok karena
ada phenol, tapi untung saja sama Rayyan ngga ada reaksi apa-apa. Jus juga
salah satu cara ngakalin buat anak yang ngga suka sayur, termasuk Rayyan. Suatu
hari di sekolah Rayyan pernah dicoba dibuatkan jus Kiwi, Pok Coy dan Nanas, dan
Rayyan jadi anak satu-satunya yang menghabiskan jus sampai tuntas.
Jangan lupa udah
tahu suka beli jus, bawa botolnya sendiri lengkap dengan sedotannya yang reusable,
apalagi kalau sedang perjalanan jauh.
2. Nice
Cream
Rata-rata hampir
semua anak suka deh sama Ice Cream. Jadi gimana nih supaya mereka yang diet
bisa makan Ice Cream juga?. Setelah browsing-browsing ternyata ada yang Namanya
Nice Cream, caranya gampang banget, potong-potong buahnya kemudian dibekukan.
Saat mau disantap barulah diblender, sebaiknya buah yang sudah dibekukan
didiamkan sebentar di suhu ruang agar lebih mudah untuk diblender. Sejauh ini
yang teksturnya oke untuk dijadikan Nice Cream adalah buah Naga dan Alpukat.
3. Rangginang
Keripik beras
tradisional ini ngga cuma favoritnya Rayyan tapi orang serumah. Untuk yang satu
ini biasanya saya minta dibuatkan khusus yang tanpa MSG dan terasi. Rasanya
tetap enak dan gurih kok. Ini juga senjata andalan untuk rewardnya Rayyan. Di
toko-toko makanan diet anak berkebutuhan khusus juga sudah banyak yang jual.
4. Lontong
Biasanya juga
ini bikin sendiri terserah mau kosong atau ada isinya. Jujur aja ini yang
sering bikinin neneknya. Untung aja Rayyan tidak alergi dengan santan.
5. Donut
Labu
Ini sih resep
yang paling sukses dan paling sering dibagikan digrup orang tua dengan anak
ASD. Karena mudah dan enak. Biasanya saya menggunakan labu parang atau
Butternut Pumpkin (eh udah tahu kan sekarang udah ada yang versi lokal yang
harganya jauh lebih terjangkau). Karena sudah terkenal kalau Rayyan suka olahan
labu tiap ada yang datang dari Sukabumi, selalu bawain labu buat Rayyan,
dijamin rasanya udah pasti lebih enak. Cara membuatnya labu dikukus, dilumatkan
kemudian dicampur dengan tepung beras dan tepung sagu, sedikit garam. Dibentuk
donut terus goreng deh.
6. Nugget
Ikan dan Daging Sapi
Loh ini mah lauk
berat kok jadi cemilan? Yahhh berdasarkan pengalaman kalau lagi ngegoreng ini,
nuggetnya banyak yang lenyap dicemilin duluan sebelum dimakan pakai nasi
hehehe. Walau tidak menggunakan banyak bumbu dan telor dalam pengolahnnya, tapi
kalau segi rasa sih ngga kalah enak yah dibandingkan dengan nugget yang dijual
di pasaran. Perbedaannya hanya di kekenyalannya saja. Lagipula kalau bikin
sendiri selain lebih sehat juga jauh lebih murah.
7. Kacang
Almond
Almond si kecil
yang mengandung banyak nutrisi antara lain serat pangan, lemak tak jenuh,
mineral yang bermanfaat bagi tubuh serta vitamin B dan vitamin E (sumber: alodokter.com).
Kalau ini sih cukup disangrai aja, biasanya yang beli cacahannya di toko bahan
makanan juga oke karena tipis-tipis jadi sangrainya ga cukup lama. Kalau mau
lebih berasa tinggal taburkan sedikit garam. Untuk yang lactose intolerant,
juga bisa coba membuat Almond mylk.
8. Bakwan
Sayur
Isinya sih sayur
yang biasa dikonsumsi oleh anak kita , hanya terigu dan telurnya diganti dengan
tepung beras dan tepung sagu. Tapi khusus untuk gorengan apapun minyak yang
digunakan sebaiknya dibatasi konsumsinya.
9. Buah-buahan
Ini yang paling
gampang dan banyak ditemui, tinggal bekal pisau dan sendok dari rumah. Jadi di
perjalanan tinggal mampir ke tukang buah terdekat, kupas, cuci langsung
disantap. Kandungan nutrisi dalam buah sudah ngga usah ditanya lagi, sudah
pasti bermanfaat untuk kesehatan tubuh Hanya yang perlu diperhatikan adalah
kandungan phenolnya yang berpengaruh terhadap anak-anak kita yang ada di
spektrum autis
Masih banyak
lagi sih sebenernya,kesimpulannya jangan takut untuk mencoba diet CFGFSF,
apalagi sampai takut kalau anaknya kurus dan kurang gizi. Justru jadi lebih
sehat karena ngga jajan sembarangan dan mendapatkan nutrisi dari makanan yang
dikonsumsinya.
Kalau bepergian
gimana? Memang sih ini agak repot yah. Karena banyak yang harus disiapkan untuk dibawa tapi dalam rangka sekalian
mengajarkan anak untuk lebih cinta lingkungan, tidak menambah sampah plastik
dengan membawa bekal dan wadah makanan sendiri, jadi dijalani saja Biasanya
juga saya udah cari informasi dulu nih di tempat tujuan kita ada resto apa aja,
terus keadaan rest area yang dilewati gimana kalau misalnya bepergian dengan
mobil. Kami juga lebih memilih untuk dine in dibanding take away, selain suami
bisa ngelurusin kaki dulu setelah nyetir terus, kita juga ngga nambah sampah
lebih banyak. Karena kalau take away kebayang kan tambahan sampah dan sampah
plastik yang kita hasilkan.
Kalau kepepet saya juga suka beli cemilan dan bahan-bahan makanan seperti tepung mix, bread
crumb dari beras, atau roti khusus yang saya udah pasti ngga bisa bikinnya di
toko-toko khusus diet anak ASD, ngga usah khawatir karena banyak yang olahan
rumah mereka juga sudah memperhatikan pengemasan dan penggunaan plastik Banyak
diantaranya sudah mengganti dengan kemasan kantong kertas. Semoga dengan kita
terus memberikan contoh kebiasaan-kebiasaan baik, akan diingat dan tertanam
dalam benak anak kita, hingga dia akan meniru dan meneruskan
kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Rayyan, anak lelakiku yang kini usianya 6 tahun. Dinyatakan
menyandang spektrum autisme sejak umurnya 2 tahun. Untuk membantu proses tumbuh
kembangnya, serta membantu progressnya dalam terapi yang dijalani. Sejak
umurnya 4 tahun lebih beberapa bulan, ia menjalani diet CFGFSF (casein free,
gluten free, dan sugar free). Waduh kok masih kecil sudah disuruh diet? Ngga
kasihan sama anaknya? Emang supaya apa sih diet?. Ternyata banyak sekali
hubungan antara makanan yang dikonsumsi dengan perilaku anak dengan spektrum
autisme (yang selanjutnya akan saya sebut ASD atau Autism Spectrum Disorder)
Berawal dari kegelisahan saya, setelah Rayyan menjalani
terapi perilaku selama 2 tahun lebih saya merasa kok perkembanganya
segitu-segitu aja, apa lagi sih yang bisa saya lakukan untuk kemajuan anak saya?.
Kemudian teman saya mengajurkan untuk mencoba diet CFGFSF. Agar tidak hanya faktor
dari luar saja yang membantu, tetapi juga dari internal diperbaiki sehingga
bisa mendorong kemajuan perkembangan Rayyan. Tentu saja awalnya juga saya bingung dan ngga
tega, karena anaknya sudah tahu segala rasa dan doyan banget cokelat. Tapi
teman saya terus menyemangati “udah coba dulu aja sebulan, kalau memang tidak
ada pengaruhnya, ya sudah ngga usah diterusin dietnya”. Akhirnya saya, suami,
dan neneknya Rayyan (orang rumah) sepakat untuk menjalani diet ini untuk
Rayyan.
Untuk diet ini bukan berarti mengurangi porsi makannya,
karena Rayyan makannya tetap banyak dan juga masih ngemil. Diet yang dimaksud
ini adalah membatasi bahan makanan yang dikonsumsi, karena dianggap kurang baik
atau memicu suatu perilaku tertentu pada anak ASD. Sebenarnya , diet ini juga bukan
hal yang baru, ingatkah dulu waktu jaman MPASI kita tidak memberikan gula dan
garam bahkan casein dan turunannya hingga anak berumur 2 tahun?.
Sebelum diet ini dimulai Rayyan termasuk anak yang
hiperaktif, susah fokus, sering tantrum dan selalu tidur diatas jam 12 malam
walau segala cara sudah dicoba. Begitu menjalani diet ini perubahan yang paling
terasa adalah jam tidurnya berubah, sekarang dia sudah bisa tidur jam 10 malam. Tidak mudah cranky
atau tantrum lagi, ya ini si jelas yah kalau tidurnya cukup anakpun esoknya
bangun dengan keadan tubuh yang lebih nyaman. Paling mengharukan adalah, Rayyan
mulai keluar verbalnya dan mulai bisa 3 kata seperti “Rayyan mau mamam”. Karena
awal Rayyan dicurigai “berbeda”adalah speech delay, setelah menjalani terapi
mulai keluar kata tapi hanya mau berkata ujung-ujung kata saja atau satu kata
saja,dan mengarahkan tangan orang ke benda yang dia inginkan.
Terus apa hubungannya makanan dan perilaku?. Setelah saya
mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Ternyata keadaan sistem pencernaan
anak-anak ASD rata-rata bermasalah. Masalah yang utama adalah leaky gut,
jamur serta alergi makanan. Leaky gut atau kebocoran lapisan usus halus,
jadi ternyata usus anak-anak ASD ini memiliki lubang-lubang mikroskopis sehingga
zat-zat makanan yang tidak tercerna, zat makanan yang buruk, bakteri, “bocor” dan
masuk ke aliran darah. Sehingga ketika jenis makanan tertentu dikonsumsi
membuat anak-anak menjadi “error”.
Jamur, karena keadaan pencernaan tidak baik atau dysbiosis
maka munculah candida ditambah lagi dengan kondisi tubuh anak yang kurang baik.
Makanan utama jamur adalah gula oleh karena itu anak-anak ASD disarankan untuk
tidak mengkonsumsi gula. Tapi kita sendiri sering mendengar juga kan istilah “sugar
rush” anak-anak pada umumnya saja jika mengkonsumsi gula akan menjadi lebih
aktif kebayang efeknya dua kali lipat atau bahkan lebih pada anak ASD. Agar
tidak salah kaprah dan informasi, menyangkut penjelasan secara medis akan saya
tinggalkan, karena bukan kapasitas saya untuk menjelaskan lebih detail lagi.
Sedangkan untuk alergi makanan sendiri tidak hanya sebatas
gatal-gatal, ruam atau sesak nafas saja, masih banyak ciri-ciri lainnya. Untuk
anak saya sendiri untuk beberapa jenis makanan bisa membuat dia asmanya kambuh,
dan ada pula yang memicu dia menjadi hiper atau mood swing, hingga tidak rutin
buang air besar. Jadi jenis makanan apa
saja yang dihindari?
1.
Gluten
Gluten adalah protein yang ditemukan
pada padi-padian dan serealia, gandum, gandum hitam (rye), jelai (barley) dan
triticale. Gluten berperan sebagai lem yang membantu menjaga makanan tetap
menempel dan menjaga bentuk makanan (sumber:www.hellosehat.com). Jadi roti
pasta, mie, oatmeal, sereal, dan semua yang mengandung terigu, tidak boleh
dikonsumsi.
2.
Casein
Susu dan turunannya jadi selain susu
ngga boleh juga makan mentega, keju, cokelat, ice cream dll. Kalau susu sendiri sebekum diet ini juga
Rayyan sudah berhenti karena ternyata dia alergi.
3.
Gula
Gula sudah jelas yah seperti yang
sebelumnya sudah dibahas merupakan makanan jamur yang berkembang biak di usus.
Gula yang dimaksud disini adalah gula sebagai tambahan, karena sebenarnya dalam
makanan seperti nasi, buah dan sayur juga mengandung gula.
4.
Telur
Ini juga tidak semua, tapi untuk anak
saya ternyata telur mempengaruhi konsentrasinya. Tapi sekarang sudah mulai
mencoba makan telur lagi, dimulai dari telur organik, yaitu telur yang berasal
dari ayam dengan diberikan pakan ternak organik
Untuk memperbaiki kondisi pencernaannya selain memperhatikan
jenis makanan yang dikonsumsi, juga dibantu memperbaiki “lingkungan” pencernaannya,
dengan menumbuhkan mikroorganisme baik dan menyeimbangkan flora di usus. Alasan lain memilih diet ini, sebelumnya Rayyan
susah buang air besar, bisa 2-3 hari sekali dia baru buang air besar. Kebayang
kan tidak nyamannya, ini juga bisa salah satu penyebab anak ASD mudah marah. Kita aja kalau sehari tidak buang air besar, ngerasa
tidak nyaman apalagi mereka yang terus-terusan seperti itu. Untuk itu Rayyan juga
memerlukan bantuan prebiotik, probiotik dan enzim, untuk membantu pencernaannya.
Selain mengkonsumsi suplemen khusus (konsultasi dengan dokter terlebih dahulu) ,
ketiga hal ini juga bisa didapat dari makanan yang dikonsumsinya.
Untuk prebiotik yang juga merupakan “makanan” probiotik
bisa didapat dari bawang merah, bawang putih, daun bawang. Sebenarnya
untuk enzim tubuh kita memproduksinya secara alami, namun akan lebih baik lagi
jika dibantu oleh makanan yang dikonsumsi. Untuk sumber enzim Rayyan sering
mengkonsumsi Alpukat dan Kiwi. Alpukat, adalah sumber yang baik untuk enzim lipase Lipase
membantu memecah lemak dalam makanan menjadi molekul yang lebih mudah diserap
sistem pencernaan. Kiwi, mengandung enzim pencernaan actinidain. yang membantu
mencerna protein, juga membantu mengatasi sembelit dan kembung.(sumber:tribunnews.com).
Sekarang
jadwal buang air besar Rayyan pun rutin menjadi setiap hari.
Jadi itulah alasan-alasan kenapa Rayyan diet. Lalu sejak
menjalani diet ini, progress makin terlihat pada diri Rayyan, terapi dapat
diterima dengan lebih baik, fokus bertambah, sekarang sudah mulai bisa
komunikasi dua arah walau masih terbatas. Terutama sekali efek yang sangat
menyenangkannya Rayyan lebih sehat, kalau dulu bisa sebulan sekali sakit.
Alhamdulillah sekarang sudah jarang sakit.
Kalau bepergian juga bisa sekalian pengiritan karena lebih
sering bawa bekal dari rumah dengan wadah makanan sendiri. Dulu ibu bapaknya
suka jajan makanan kemasan sekarang ikutan bawa bekal, karena kasihan dong kita
asyik ngemil macem-macem eh anaknya cuma bisa nangis ingin juga tapi ngga
boleh.
Sambil terus menyemangati Rayyan, pas banget anaknya suka gambar.
Jadi keidean bikin tote bag sendiri, sama pouch stainless straw. Ini hasilnya:
Anaknya
seneng banget sama hasilnya, jadi kalau lagi belanja buah sekarang udah bawa tote
bag sendiri dong terus, bye bye plastic straw. Dari sini saya menyaksikan
kalau niat baik maka hasilnya pun baik. Awalnya
usaha untuk menjadi lebih sehat, ternyata tidak hanya mempengaruhi ke tubuh
namun juga terhadap lingkungan. Mengurangi jauh sekali bentuk makanan kemasan,
membawa bekal dengan wadah sendiri, lebih sering ke pasar dan berinteraksi tentu
saja dengan membawa keranjang atau tas sendiri juga sebagai bentuk sosialisasi.
Sunday, March 10, 2019
The House Tour Hotel, Bikin Susah Gerak.
Apakah hotelnya sempit, sampai bikin susah gerak? Eitsss tahan dulu, baca dulu yah cerita berlibur dadakan kali ini. Karena ngerasa timingnya pas, kami memutuskan untuk liburan ke Bandung. Biasanya kenyamanan hotel jadi pertimbangan kalau sedang bepergian dengan anak, maklum anak saya kalau pindah tempat suka susah tidur. Akhirnya kita menemukan satu hotel yang bikin saya, suami dan anak happy.
Beberapa tahun lalu, mungkin sempat tahu salah satu tempat menginap di Bandung yang instagramable, bernama Oliver Hostelry. Saya dan keluarga juga sempat menginap disana (yang ternyata liburan terakhir keluarga kami dengan anggota keluarga yang komplit *eh kok jadi baper). Dulu kita seneng banget lihat tema-tema kamarnya sampai bingung milih mau yang mana. Kamarnya nyaman, suasananya asyik, dan tempatnya juga agak masuk ke perumahan sehingga tidak terlalu ramai. Namun Oliver Hostelry sekarang sudah tidak ada lagi.
Sempat kaget juga sih hotel yang kita suka udah ngga ada lagi. Tapi sepertinya Maja Group tidak ingin membiarkan penggemar sedih berlama-lama. Oliver Hostelry kini berganti menjadi The House Tour Hotel & Potting Shed. Lokasi dan gedungnya masih sama, tetapi dalamnya yang berbeda. Kalau dulu perbedaan kamar hanya ada pada tema-temanya. Sekarang perbedaannya ada pada ukuran kamar, jadi disana ada pilhan kamar Medium, Large dan Extra large.
Terus masih kece buat foto-foto ngga? Oh tenang aja, sepertinya itu memang spesialisasinya Maja Group yang juga menaungi Stevie 6 dan The Blackbird Hotel. Tiap kamarnya juga memiliki keunikannya sendiri, tapi kalau dulu per kamar temanya beda, sepertinya sekarang lebih ke perbedaan warna dan fasilitasnya saja. Ini juga hanya berdasarkan pengamatan di media sosialnya karena saya sendiri baru perdana kesana.
Kamar yang kami pilih adalah Extra Large, karena itu satu-satunya kamar yang menyediakan bath tub. Biar bocahnya senang dan juga biar emaknya muat bobonya, maklum ukuran badan sama kayak ukuran kamar. Jadi kalau biasanya kita pergi-pergi dulu sampai capek baru ke hotel, kemarin sengaja abis makan siang langsung check in, karena penasaran banget. Inilah penampakan kamarnya.
Ini berantakan karena tadi udah pada tidur-tiduran, kemudian harus mengalah demi kepentingan foto. |
Jadi ceritanya sih cuma naro barang terus pergi lagi. Eh kok tiba-tiba pak suami langsung merebahkan badan “Ayah istirahat dululah bentar, kan capek habis nyetir” nah kan belum apa-apa udah mulai susah gerak dan dalam hitungan menit nampak pules. Sementara Ayahnya istirahat, terbukti si bocah ngga sabaran pengen berendam
Sampai kamar mandinya aja detailnya dipikirin |
Karena kita cuma satu malam jadi harus memanfaatkan waktu yang ada apalagi masih panjang ini list kulinerannya, namun ternyata kamarnya mengandung magnet yang bikin males. Dengan langkah berat, akirnya kami berhasil keluar kamar.
Selain perbedaan kamar, perbedaan juga terdapat pada fasilitas lainnya. Sekarang sambil menunggu antrian check in, ada ruang kecil untuk anak-anak nunggu sambil main atau baca buku. Disini juga sekarang terdapat Diner, jadi kalau mager bisa langsung makan disana aja. Disana pula kita sarapan (sudah include). Sarapannya dalam bentuk buffet, pilihannya ngga banyak namun lengkap dari buah, pastry, cereal, salad hingga makanan berat.
Kalau biasanya kami bangun pagi, sarapan kemudian check out terus lanjut jalan-jalan. Sekarang dengan alasan nunggu Ayah Jumatan (yang masih beberapa jam lagi) abis sarapan kita balik ke kamar dan goler-goler lagi, kemalasan gerak yang hakiki. Oh iya untuk kamarnya dilengkapi dengan fasilitas air panas, supaya bisa bertahan di dinginnya udara Bandung yang lagi sering hujan. Selain itu juga sudah tersedia penyeduh lengkap dengan kopi dan tehnya. Untuk harga kamarnya berkisar dari 450-850 ribuan aja, untuk weekday. Saran saya kalau mau booking mendingan langsung saja ke hotelnya, tanpa melalui aplikasi travel karena harganya lebih murah kalau langsung, selain itu di aplikasi tidak tersedia pilihan untuk kamar yang extra large.
Karena hotel ini berada di daerah Ciumbuleuit, dari Universitas Parahyangan masih keatas lagi dikit. Macetnya juga suka bikin males buat keluar, tapi ngga usah takut kalau kita terusin lagi keatas kita bakalan sampai ke kawasan wisata Punclut, yang sekarang sudah berkembang banget (untuk yang satu ini bakal dibahas lagi di postingan selanjutnya).
Masih ada satu spot lagi yang menjadi daya tarik tempat ini yaitu The Potting Shed, yang bisa banget buat ngopi-ngopi cantik atau mau makan siang disini. Jangan kaget kalau tempat ini jadi rebutan, rebutan untuk foto lebih tepatnya. Karena itulah yang saya temui dari semenjak datang, dan kebetulan The Potting Shed ini terlihat dari jendela kamar kami. Bahkan nih yah saking banyak spot bisa buat foto-foto kece, The House Tour menyediakan paket foto prewed juga loh.
Untuk makanan dan kopinya saya ngga bisa kasih review karena kebetulan kami makan disana pas saat sarapan saja, selebihnya makan diluar. Tapi kalau hotelnya gimana? Walau hotelnya bikin susah gerak karena terlalu nyaman, udah pasti puas banget, hotelnya kece dan pelayanannya ramah
Sunday, December 2, 2018
Kurashiki: Dari Legenda Manusia Serigala hingga Candy-candy
Masih bercerita tentang
perjalanan saya ke Jepang. Kali ini saya mau bercerita tentang satu kota kecil di Jepang
yang bernama Kurashiki. Untuk membayangkan seperti apa jauhnya, udah pasti pada
tahu kan kalau Shinkansen dikenal sebagai bullet train saking cepatnya,
sehingga waktu tempuh juga lebih sedikit. Nahhh dengan Shinkansen saja untuk
sampai ke kota ini menghabiskan waktu selama 4 jam dari Tokyo. Tapi walau jauh
it’s all worth it, saya jatuh cinta banget sih sama kota ini.
Setelah nyasar-nyasar naik kereta
dan naik taksi yang mahal beutt harganya, jam 6 sore akhirnya saya dan kakak
saya sampai juga di hostel kami yaitu Cuore Kurashiki yang terletak di Bikan
historical area, eitss walau judulnya hostel tapi isinya komplit, dan
dibawahnya juga ada café yang oke banget. Kurashiki sendiri terletak di
Prefektur Okayama, yang dibagi menjadi dua bagian yaitu kota modern seperti
kota-kota pada umumnya dan Bikan distrik dimana bentuknya dipertahankan seperti
200-300 tahun yang lalu
Kamar mandi hostel dengan perawatan muka terlengkap yang pernah saya temui |
Sebenernya andalannya Seafood tapi apa daya alergi, jadi ngopi aja. |
.
Kekurangan hostel ini cuma satu
yaitu ga ada lift, sedangkan kamar kami di lantai 3 dan bawaan koper kami
lumayan besar. Untung pegawai yang baik hati cukup sadar akan nafas saya yang
senin-kamis begitu geret koper ke lantai 2 dan langsung ngangkatin koper-koper
kami ke kamar.
Setelah nongkrong di cafenya yang
juga ga kalah asyiknya sama hostelnya kita mutusin buat jalan-jalan dulu,
saking udah ngga sabarnya itung-itung uji nyali di negara orang. Berhubung ini
kota kecil jadi penerangan juga seadanya, dan keadaan jalan juga sepi banget
tapi kita jadi makin excited karena pas malam aja kita ngerasa kota itu cantik
Esok harinya jam 7 pagi kita udah
keluar hostel, maksud hati mau sarapan dulu eh tapi sedihnya café yang dibawah hostel
serta tempat makan lainnya, dan toko-toko baru bukan jam 10. Ok, ga masalah
kita keliling dulu aja sekalian foto-foto.
Kenapa saya nyebut Legenda
Manusia Serigala di judul? Ada apakah gerangan?. Ternyata sama sekali tidak ada
hubungannya dengan kisah supranatural, legenda atau kearifan lokal lainnya,
lalu apa dong? Jujur aja suasana kota kecil ini mengingatkan saya pada salah
satu komik kisah misteri yang ditulis oleh Chie Watari, dengan tokoh utama
Wanihiko Fudoh. Masih asri, etnik dan tradisional. Ternyata di Kurashiki ini
jarang terkena gempa oleh karena itu bangunan-bangunan disini juga tidak banyak
mengalami renovasi. Kota ini juga menurut
saya yang seperti terlihat pada film-film samurai atau shogun. Berikut beberapa
hal yang menurut saya, sekali lagi menurut saya yang mohon diiyakan suasana
Kurashiki yang mirip komik Legenda manusia serigala
Untuk mengelilingi pusat atraksi kotanya
cukup jalan kaki aja. Iseng-iseng jalan
kita menemukan taman besar bernama Ivy Garden.
Izinkan kami mejeng setitik |
Sudah puas ke taman kami kembali berjalan, mengagumi
setiap sudutnya. Karena kami anaknya laparan
akhirnya mencoba sekali lagi nyari jajanan yang buka eh ada sih satu-satunya
tempat yang buka, tapi ternyata makanannya Cuma ada roti panggang dan biskuit
aja hehehe. Walau kurang kenyang tapi tempat ini patut dicoba karena istimewanya
menyediakan berbagai olesan selai yang ngga biasa, saya mencoba apple butter dan
lupa satu lagi apa dan sedangkan kakak saya mencoba apple butter dan peach
mascarpone, wanginya enak banget dan rasanya juga enak, sayang sekali olesan
ini tidak dijual padahal kami pengen banget.
Jangan ditanya ini kenyang apa enggak |
Lanjuttt tujuan berikutnya adalah
Yumiko Igarashi Museum, yess beliau adalah penulis Candy-candy, sambil menuju
kesana kita menyenandungkan lagu ostnya
Biar saja biar wajahku begini
Tak peduli oh tak oh tak oh tak
perlu kutangisi
Akulah anak nakal, anak nakal….
(jika anda bisa meneruskan lagu
ini dengan nada yang sesuai, maka ketahuilah anda sudah tua)
Museum ini kecil banget
sejujurnya, lebih seperti rumah yang dijadikan museum, tapi paling eye catching karena di dalam gang
yang semuanya berwarna netral tiba-tiba bangunan ini satu-satunya berwarna
merah putih. Begitu masuk kita disambut dengan nuansa yang girly dan terlalu
“princess” buat saya. Untuk naik ke lantai atas dan melihat koleksi Candy-candy
kita dikenakan biaya 600 yen. Di lantai 1 museum ini terdapat café kecil,
souvenir dan segala pernak pernik candy-candy terus ada juga studio foto
ala-ala dan foto booth lengkap dengan berbagai macam pilihan gaun serta mahkota
dan berbagai aksesoris lainnya.
Tampak luar Museum |
Lantai 1 |
Menuju ke lantai 2 kita akan bertemu dengan
Anthony dan Candy-candy yang satu gambar tapi tidak berdampingan, eh gimana sih maksudnya?
Jadi kalau dari bawah keatas yang terlihat adalah muka Candy tapi kalau turun
yang terlihat adalah muka Anthony. Di lantai 2 terdapat berbagai pernak-pernik yang bergambar tokoh-tokoh komik karangan Yumiko Igarashi, tapi yang menjadi favorit
saya, disini terdapat ruang baca yang manis banget dengan sederatan komik karya Yumiko Igarashi termasuk Candy-candy tentunya.
Gambar di dinding tanga dari lantai 1 ke 2 dan sebaliknya |
Ruang favorit |
Berhubung saya enggak bisa bahasa Jepang jadi cuma lihat-lihat
aja engga bisa ikutan duduk dan baca. Di lantai 3 juga kurang lebih sama tetapi
disini tidak ada ruang baca, tetapi disini ada dinding yang didekasikan untuk komikus lainnya termasuk Suzue Miuchi pengarang serial "Topeng Kaca".
Can you spot Maya Kitajima? |
Yumiko Igarashi |
Puas ke Yumiko Igarashi museum,
kami lanjut jalan-jalan lagi. Semakin siang Kurashiki semakin ramai, tapi
disini kebanyakan yang datang adalah turis lokal alias orang-orang Jepang
sendiri, jarang sekali turis asing yang kami temui. Salah satu main
attractionnya sebenernya adalah mengarungi kanal dengan perahu. Dahulu Kurashiki menjadi pusat
pendistribusian beras, daerah sekitar mengirim hasil panen beras ke Kurashiki
barulah kemudian dikirim ke Osaka dan Edo. Lalu kanal dibangun untuk memudahkan
transportasi dari Gudang-gudang penyimpanan ke pelabuhan terdekat. Hingga kini
kanal-kanal itu masih ada dan terawat dengan baik dengan pohon weeping willow
yang membingkai di sepanjang jalurnya. Sebenarnya di sekitar kanal ini juga
banyak museum-musem lainnya, karena waktu yang sempit kami tidak bisa
mengunjunginya satu persatu.
Salah satu gang yang juga mencolok
diantara lainnya adalah Denim street, karena di sepanjang jalan ini semuanya bernuansa
biru jeans dan. Enggak lupa kami mencicipi denim ice creamnya yang hanya bisa
didapat disini, menurut si penjual bahan yang digunakan hanyalah bahan
berkualitas terbaik dan terenak (Namanya juga jualan yekan) komposisi rasanya
terdiri dari blueberry, vanilla dan ramune. Rasa ice creamnya segar, tidak
terlalu manis, dan ada sedikit rasa asamnya, karena tidak menggunakan bahan
pengawet jadi ice creamnya harus buru-buru dimakan karena mudah lumer.
Sebenernya kami kena jebakan juga
disini, tapi jebakan yang membahagiakan sih untungnya. Jadi ada satu cafe yang
dari luar terlihat di halamannya terdapat hutan bamboo, jadi kami niatkan buat
mampir kesini. Berhubung ngeliatnya pas malam hari dengan sorotan lampu
terlihatnya wahhh banget. Pas besoknya kesini , tepat sebelum meninggalkan
Kurashiki mampirlah kami, Tahunya hutan bambunya cuma secuplik aja hahaha,
kejebak deh yah. Tapi untungnya suasananya enak banget buat duduk manis.
Hutan bambu cukup sekian dan terima kasih |
Ini sepiring berdua kok |
Sayang sekali kami harus segera pergi untuk
menuju Osaka, agak nyesel juga sih hanya semalam disini, tapi mudah-mudahan lain kali
bisa kesini lagi di lain waktu. Aamiin
Subscribe to:
Posts (Atom)