Saturday, October 20, 2018

Makan Asyik Di Jepang Tanpa Deg-Degan


Tumbuh dengan komik-komik serial cantik dan misteri, serta berbagai film seperti Ksatria Baja Hitam, Doraemon, Sailormoon, Candy-candy dan masih banyak lagi, menjadikan Jepang salah satu destinasi wisata impian saya. Di tahun 2018 akhirnya impian saya kesampaian juga. Namun untuk ke Jepang, ada hal-hal yang membuat saya sedikit deg-degan. Bukan perbedaan bahasa yang saya takutkan karena kebetulan saya pergi dengan kakak saya yang bisa berbahasa jepang. Melainkan makanannya, maklum deh yah saya dan kakak saya hobinya makan, jadi makan-makan sangat diutamakan.  Tapi ternyata ketakutan saya tidak beralasan
.
Seperti yang kita ketahui masakan Jepang banyak mengandung Babi ataupun alkohol, ini pula yang menjadi asal muasal kecemasan saya. Sebelum berangkat saya browsing terlebih dahulu mengenai makanan halal atau alternatif paling aman. Ternyata saya dibuat kaget, karena saat ini makanan halal sudah tidak terlalu sulit ditemui. Menurut kakak saya, karena turis Asia khususnya Indonesia dan Malaysia sudah banyak yang kesana. Sehingga mereka pun mulai menyadari akan kebutuhan makanan halal ini.

Saat sampai di Narita, saya masih ada beberapa jam waktu luang sembari menunggu kedatangan kakak saya. Lalu sesuai petunjuk di Internet dan aplikasi, saya mendatangi bagian informasi untuk mengetahui tempat sholat dan restoran Halal. Lalu mereka pun memberikan saya ini



Untuk ruangan sembahyang, sebenarnya tidak dikhususkan untuk muslim saja tetapi siapapun yang membutuhkannya. Ruangan kecil yang terletak di Terminal 2 ini, sudah tersedia tempat wudhu

 
Ruangan sholat di Terminal 2 Narita, lantai.1


Nah sekarang mulai masuk ngebahas makanan, tapi harap maklum sebelumnya kalau foto-fotonya kurang mewakili kenikmatannya. Karena rata-rata diambil saat lagi lapar-laparnya, berakibat moto ga fokus dan tangan rada getar (alasaaannn).

1.        La Toque
Setelah muter-muter bandara, terbitlah rasa lapar langsung saya menuju lantai 4 yang masih terletak di terminal 2 Narita. Sebenarnya ada dua restaurant halal yang ada di bandara Narita, tapi saya pilih La Toque karena ini yang duluan ketemu hehehe.

Papan petunjuk resto halal di lantai 4 

Setelah naik pesawat 7 jam, dan jalan-jalan ngga jelas makan Doria ini nikmat banget. Sebenernya sih ini nasi panggang  dengan daging sapi, tapi keju mozzarellanya melimpah ruah tapi ga bikin eneg. Disajikan panas-panas jadi kejunya masih mulur-mulur gitu.




Harga Doria ini sekitar 1500 yen (sudah termasuk minum), awalnya saya pikir mungkin karena di airport jadinya cukup mahal. Tapi ternyata memang harga restaurant di Jepang rata-rata 1000 yen keatas.

2.       Ramen Narita-Ya
Kalau ke Tokyo biasanya tempat inceran turis-turis salah satunya Senso Ji. Kita juga kesana sih, tapi bukan karena mau liat Senso Ji-nya tapi mau nyari ramen halalnya. Setelah seharian keliling Tokyo pengen makan yang berkuah-kuah dan pedas, maklum mulai masuk angin, usia ngga bisa bohong. Ramen di Jepang biasanya mengandung babi, berbeda dengan Udon yang menggunakan daging sapi, ayam, atau ikan, biasanya resto Ramen dan Udon juga terpisah. Makanya kita penasaran banget sama ramen halal ini.

Kaki sudah mulai gempor, pinggang sudah mulai encok, eh si maps malah ngajak muter-muter. Taunya tempat ini nyempil diantara jualan souvenir yang ada di Senso Ji…ampuuunnnnnn. Kalau lagi kayak gini berharap banget di Jepang ada tukang Ojeg pengkolan yang bisa ditanya-tanyain.

Maklum perjalanan jauh, jadi nambah kariage juga



Tapi perjuangan sebanding dengan hasilnya. Bahagia banget rasanya makan ramen ini. Porsinya banyak, kuahnya sedap, daging ayamnya ngga pelit. Harga mulai dari 1000 yen, tergantung topping dan ukurannya.Btw disini juga disediakan tempat sholat.

Nilai plusnya pulang menuju penginapan, kita bisa nikmatin Senso Ji saat sepi.



3.      Tendon Tenya
Ok dari nomer ini hingga ke bawah sebenernya tidak ada sertifikasi halalnya. Tapi ini pilihan paling “aman” diantara yang lainnya. Karena Mc *, Yoshinoy* semuanya mengandung babi, serta pilihan makanan ini hingga ke bawah juga tidak mengandung alkohol.

Di resto ini tidak ada makanan yang mengandung babi, karena daging yang digunakan adalah sea food. Karena saya alergi sea food akhirnya saya pilih set makanan yang isinya tempura sayuran. Walau sayuran ternyata tetap enak dan tetap mengenyangkan, ditambah miso soup makin yahud. Disini pula saya mencoba mengaduk nasi dengan telor ½ mateng, ternyata enak banget dan sama sekali ga bau amis. Untuk set tempura sayuran ini harganya cukup oke yaitu 550 yen.
Ini pertama kalinya juga saya nyobain makan bunga teratai (yang bolong-bolong itu)



4.     Tofu Donut
Daritadi ngebahas makan-makanan berat terus, nah sekarang saya mau bahas makanan penutupnya. Penyajiannya sederhana, ngga dimacem-macemin, mirip donut kampung lah kalau di Indonesia, namun yang ini tengahnya tidak berlubang. Sebelum dinikmati, donut-donut ini dihangatkan terlebih dahulu lalu diberi topping gula halus. Kalau kami sih gula halus saja ngga nampol, jadi pakai ice cream lagi dong, dijamin bikin nambah. “Aman”nya donut ini karena terbuat dari tofu dan ice creamnya pun dibuat dari Soy Milk. Kami mendapatkan donut ini di Kuromon Market, Osaka, dan dari seluruh gerai yang ada di sana hanya ada satu gerai yang menjual donut tofu ini.  Harganya juga terjangkau sekali hanya beberapa ratus yen.

 
Tadinya cuma beli 1 porsi pakai ice cream

Kemudian nambah lagi



Begitu dimakan sangat lembut, ringan (karena biasanya donut lainnya padat) dan tidak telalu manis, ada sedikit bau atau rasa lain karena memang terbuat dari tofu. Namun, sama sekali tidak berpengaruh sama kenikmatannya.

5.      Floresta Donut
 Nih yang suka hunting makanan instagramable, Floresta Donut jangan sampai ketinggalan. Ngga Cuma penampilannya yang lucu, tapi filosofi dibaliknya juga keren. Jadi Floresta Donut dibuat oleh suami istri yang ingin memberikan donut sehat dan seorganik mungkin buat anak mereka. Oleh karena itu bahan-bahannya dibuat dari bahan lokal organik tanpa menggunakan zat aditif atau pun pengawet. Mereka juga sangat memperhatikan sampah yang dihasilkan, oleh karena itu mereka juga membatasi pembuatan dalam satu harinya agar tidak banyak sampah.
Di kuping kelinci dan kucing ini tersimpan kacang Almond

Oke sekarang soal harga dan rasa. Harga sekitar 200 yen masih okelah untuk donut selucu ini. Sedangkan untuk rasa,awalnya agak kaget karena donut ini terasa padat dan kasar, donutnya sendiri ga terlalu manis bahkan hampir tawar, terbantu manis juga karena glazenya, tapi udah jelas kalau rasa makanan Jepang selalu oke.

6.      Jus
Hati-hati keselek, banyak makan tapi ngga minum. Nih, jus buah langsung dari buahnya, langsung minum aja. Jadi bukan jus buah yang sarinya cuma seperempat gelas dan sisanya air dan gula yang banyak. Kalau ini sih banyak ditemui dimana-mana, khususnya daerah tujuan turis.


Selain jeruk biasanya juga ada melon tapi kebayang aja ngehabisin setengah buah bahkan satu buah jus melon.


Selama di Jepang saya menggunakan dua aplikasi yang sangat membantu saya yaitu Have Halal Will Travel dan Halal Navi. Kalau HHWT kita bisa lihat review dari lainnya dan lebih mudah dibuka tetapi untuk Jepang dia hanya membahas dua kota besar saja.. Sedangkan untuk Halal Navi lebih lengkap termasuk waktu sholat namun terkadang lebih sulit dibuka. Ya udah jadi saya gunakan saja dua-duanya.
Jadi masih deg-degan ngga makan di Jepang? Kalau makanannya sih udah ngga deg-degan lagi. Tapi yang deg-degan liat lembaran duit di dompet yang menipis dengan cepatnya.