Saturday, August 10, 2019
ANAK DIET CFGFSF, TRUS NGEMILNYA APA DONG?
Pertanyaan tersebut adalah yang
paling sering ditanyakan begitu tahu anak saya diet CFGFSF (casein free, gluten
free, sugar free). Awalnya saya juga bingung, duh kasihan udah ngga bisa
nyicipin yang enak-enak. Terus cemilan dan makanannya pasti ngga ada yang oke.
Ternyata justru disinilah kreativitas emak diuji, serta kemampuan emak untuk
teliti dan cari informasi ditantang habis-habisan.
Setelah sekarang menjalaninya
hampir 2 tahun, kita udah biasa aja. Anak tetep happy dan tetap bisa ngemil.
Beruntung anak saya doyan banget hampir segala jenis buah,jadi selama ada yang
jualan jus buah diluar sana kita bisa tenang walau akhirnya tetap dipiih buah
yang tidak mengandung phenol tinggi.
Oke daripada kepanjangan langsung
aja deh ini beberapa ide untuk cemilan
dan makanan anak yang sedang diet CFGFSF. Tapi ingat setiap anak mempunyai
alergi dan sensitifitas yang berbeda-beda jadi kita sebagai orang tua harus
tetap memperhatikan mana yang cocok dan mana yang tidak kemudian dicatat agar
tidak lupa.
1. Jus
Buah
Kalau dirumah
sih udah pasti gampang yah, tinggal beli buahnya, kasih air sedikit, pakai hand
blender ngga sampai 5 menit udah beres deh.
Ini juga yang
menjadi andalan kala berpergian. Bersyukurlah
banyak yang jualan jus buah murah meriah dan hampir disetiap resto ada,
tinggal request deh jangan pakai gula dan susu. Biasanya nih yang sering
dipilih adalah jus Sirsak, Alpukat dan Buah Naga (sebenernya sebaiknya buah
Naga putih, tapi jarang ada). Oke untuk Buah Naga ngga semua anak cocok karena
ada phenol, tapi untung saja sama Rayyan ngga ada reaksi apa-apa. Jus juga
salah satu cara ngakalin buat anak yang ngga suka sayur, termasuk Rayyan. Suatu
hari di sekolah Rayyan pernah dicoba dibuatkan jus Kiwi, Pok Coy dan Nanas, dan
Rayyan jadi anak satu-satunya yang menghabiskan jus sampai tuntas.
Jangan lupa udah
tahu suka beli jus, bawa botolnya sendiri lengkap dengan sedotannya yang reusable,
apalagi kalau sedang perjalanan jauh.
2. Nice
Cream
Rata-rata hampir
semua anak suka deh sama Ice Cream. Jadi gimana nih supaya mereka yang diet
bisa makan Ice Cream juga?. Setelah browsing-browsing ternyata ada yang Namanya
Nice Cream, caranya gampang banget, potong-potong buahnya kemudian dibekukan.
Saat mau disantap barulah diblender, sebaiknya buah yang sudah dibekukan
didiamkan sebentar di suhu ruang agar lebih mudah untuk diblender. Sejauh ini
yang teksturnya oke untuk dijadikan Nice Cream adalah buah Naga dan Alpukat.
3. Rangginang
Keripik beras
tradisional ini ngga cuma favoritnya Rayyan tapi orang serumah. Untuk yang satu
ini biasanya saya minta dibuatkan khusus yang tanpa MSG dan terasi. Rasanya
tetap enak dan gurih kok. Ini juga senjata andalan untuk rewardnya Rayyan. Di
toko-toko makanan diet anak berkebutuhan khusus juga sudah banyak yang jual.
4. Lontong
Biasanya juga
ini bikin sendiri terserah mau kosong atau ada isinya. Jujur aja ini yang
sering bikinin neneknya. Untung aja Rayyan tidak alergi dengan santan.
5. Donut
Labu
Ini sih resep
yang paling sukses dan paling sering dibagikan digrup orang tua dengan anak
ASD. Karena mudah dan enak. Biasanya saya menggunakan labu parang atau
Butternut Pumpkin (eh udah tahu kan sekarang udah ada yang versi lokal yang
harganya jauh lebih terjangkau). Karena sudah terkenal kalau Rayyan suka olahan
labu tiap ada yang datang dari Sukabumi, selalu bawain labu buat Rayyan,
dijamin rasanya udah pasti lebih enak. Cara membuatnya labu dikukus, dilumatkan
kemudian dicampur dengan tepung beras dan tepung sagu, sedikit garam. Dibentuk
donut terus goreng deh.
6. Nugget
Ikan dan Daging Sapi
Loh ini mah lauk
berat kok jadi cemilan? Yahhh berdasarkan pengalaman kalau lagi ngegoreng ini,
nuggetnya banyak yang lenyap dicemilin duluan sebelum dimakan pakai nasi
hehehe. Walau tidak menggunakan banyak bumbu dan telor dalam pengolahnnya, tapi
kalau segi rasa sih ngga kalah enak yah dibandingkan dengan nugget yang dijual
di pasaran. Perbedaannya hanya di kekenyalannya saja. Lagipula kalau bikin
sendiri selain lebih sehat juga jauh lebih murah.
7. Kacang
Almond
Almond si kecil
yang mengandung banyak nutrisi antara lain serat pangan, lemak tak jenuh,
mineral yang bermanfaat bagi tubuh serta vitamin B dan vitamin E (sumber: alodokter.com).
Kalau ini sih cukup disangrai aja, biasanya yang beli cacahannya di toko bahan
makanan juga oke karena tipis-tipis jadi sangrainya ga cukup lama. Kalau mau
lebih berasa tinggal taburkan sedikit garam. Untuk yang lactose intolerant,
juga bisa coba membuat Almond mylk.
8. Bakwan
Sayur
Isinya sih sayur
yang biasa dikonsumsi oleh anak kita , hanya terigu dan telurnya diganti dengan
tepung beras dan tepung sagu. Tapi khusus untuk gorengan apapun minyak yang
digunakan sebaiknya dibatasi konsumsinya.
9. Buah-buahan
Ini yang paling
gampang dan banyak ditemui, tinggal bekal pisau dan sendok dari rumah. Jadi di
perjalanan tinggal mampir ke tukang buah terdekat, kupas, cuci langsung
disantap. Kandungan nutrisi dalam buah sudah ngga usah ditanya lagi, sudah
pasti bermanfaat untuk kesehatan tubuh Hanya yang perlu diperhatikan adalah
kandungan phenolnya yang berpengaruh terhadap anak-anak kita yang ada di
spektrum autis
Masih banyak
lagi sih sebenernya,kesimpulannya jangan takut untuk mencoba diet CFGFSF,
apalagi sampai takut kalau anaknya kurus dan kurang gizi. Justru jadi lebih
sehat karena ngga jajan sembarangan dan mendapatkan nutrisi dari makanan yang
dikonsumsinya.
Kalau bepergian
gimana? Memang sih ini agak repot yah. Karena banyak yang harus disiapkan untuk dibawa tapi dalam rangka sekalian
mengajarkan anak untuk lebih cinta lingkungan, tidak menambah sampah plastik
dengan membawa bekal dan wadah makanan sendiri, jadi dijalani saja Biasanya
juga saya udah cari informasi dulu nih di tempat tujuan kita ada resto apa aja,
terus keadaan rest area yang dilewati gimana kalau misalnya bepergian dengan
mobil. Kami juga lebih memilih untuk dine in dibanding take away, selain suami
bisa ngelurusin kaki dulu setelah nyetir terus, kita juga ngga nambah sampah
lebih banyak. Karena kalau take away kebayang kan tambahan sampah dan sampah
plastik yang kita hasilkan.
Kalau kepepet saya juga suka beli cemilan dan bahan-bahan makanan seperti tepung mix, bread
crumb dari beras, atau roti khusus yang saya udah pasti ngga bisa bikinnya di
toko-toko khusus diet anak ASD, ngga usah khawatir karena banyak yang olahan
rumah mereka juga sudah memperhatikan pengemasan dan penggunaan plastik Banyak
diantaranya sudah mengganti dengan kemasan kantong kertas. Semoga dengan kita
terus memberikan contoh kebiasaan-kebiasaan baik, akan diingat dan tertanam
dalam benak anak kita, hingga dia akan meniru dan meneruskan
kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Rayyan, anak lelakiku yang kini usianya 6 tahun. Dinyatakan
menyandang spektrum autisme sejak umurnya 2 tahun. Untuk membantu proses tumbuh
kembangnya, serta membantu progressnya dalam terapi yang dijalani. Sejak
umurnya 4 tahun lebih beberapa bulan, ia menjalani diet CFGFSF (casein free,
gluten free, dan sugar free). Waduh kok masih kecil sudah disuruh diet? Ngga
kasihan sama anaknya? Emang supaya apa sih diet?. Ternyata banyak sekali
hubungan antara makanan yang dikonsumsi dengan perilaku anak dengan spektrum
autisme (yang selanjutnya akan saya sebut ASD atau Autism Spectrum Disorder)
Berawal dari kegelisahan saya, setelah Rayyan menjalani
terapi perilaku selama 2 tahun lebih saya merasa kok perkembanganya
segitu-segitu aja, apa lagi sih yang bisa saya lakukan untuk kemajuan anak saya?.
Kemudian teman saya mengajurkan untuk mencoba diet CFGFSF. Agar tidak hanya faktor
dari luar saja yang membantu, tetapi juga dari internal diperbaiki sehingga
bisa mendorong kemajuan perkembangan Rayyan. Tentu saja awalnya juga saya bingung dan ngga
tega, karena anaknya sudah tahu segala rasa dan doyan banget cokelat. Tapi
teman saya terus menyemangati “udah coba dulu aja sebulan, kalau memang tidak
ada pengaruhnya, ya sudah ngga usah diterusin dietnya”. Akhirnya saya, suami,
dan neneknya Rayyan (orang rumah) sepakat untuk menjalani diet ini untuk
Rayyan.
Untuk diet ini bukan berarti mengurangi porsi makannya,
karena Rayyan makannya tetap banyak dan juga masih ngemil. Diet yang dimaksud
ini adalah membatasi bahan makanan yang dikonsumsi, karena dianggap kurang baik
atau memicu suatu perilaku tertentu pada anak ASD. Sebenarnya , diet ini juga bukan
hal yang baru, ingatkah dulu waktu jaman MPASI kita tidak memberikan gula dan
garam bahkan casein dan turunannya hingga anak berumur 2 tahun?.
Sebelum diet ini dimulai Rayyan termasuk anak yang
hiperaktif, susah fokus, sering tantrum dan selalu tidur diatas jam 12 malam
walau segala cara sudah dicoba. Begitu menjalani diet ini perubahan yang paling
terasa adalah jam tidurnya berubah, sekarang dia sudah bisa tidur jam 10 malam. Tidak mudah cranky
atau tantrum lagi, ya ini si jelas yah kalau tidurnya cukup anakpun esoknya
bangun dengan keadan tubuh yang lebih nyaman. Paling mengharukan adalah, Rayyan
mulai keluar verbalnya dan mulai bisa 3 kata seperti “Rayyan mau mamam”. Karena
awal Rayyan dicurigai “berbeda”adalah speech delay, setelah menjalani terapi
mulai keluar kata tapi hanya mau berkata ujung-ujung kata saja atau satu kata
saja,dan mengarahkan tangan orang ke benda yang dia inginkan.
Terus apa hubungannya makanan dan perilaku?. Setelah saya
mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Ternyata keadaan sistem pencernaan
anak-anak ASD rata-rata bermasalah. Masalah yang utama adalah leaky gut,
jamur serta alergi makanan. Leaky gut atau kebocoran lapisan usus halus,
jadi ternyata usus anak-anak ASD ini memiliki lubang-lubang mikroskopis sehingga
zat-zat makanan yang tidak tercerna, zat makanan yang buruk, bakteri, “bocor” dan
masuk ke aliran darah. Sehingga ketika jenis makanan tertentu dikonsumsi
membuat anak-anak menjadi “error”.
Jamur, karena keadaan pencernaan tidak baik atau dysbiosis
maka munculah candida ditambah lagi dengan kondisi tubuh anak yang kurang baik.
Makanan utama jamur adalah gula oleh karena itu anak-anak ASD disarankan untuk
tidak mengkonsumsi gula. Tapi kita sendiri sering mendengar juga kan istilah “sugar
rush” anak-anak pada umumnya saja jika mengkonsumsi gula akan menjadi lebih
aktif kebayang efeknya dua kali lipat atau bahkan lebih pada anak ASD. Agar
tidak salah kaprah dan informasi, menyangkut penjelasan secara medis akan saya
tinggalkan, karena bukan kapasitas saya untuk menjelaskan lebih detail lagi.
Sedangkan untuk alergi makanan sendiri tidak hanya sebatas
gatal-gatal, ruam atau sesak nafas saja, masih banyak ciri-ciri lainnya. Untuk
anak saya sendiri untuk beberapa jenis makanan bisa membuat dia asmanya kambuh,
dan ada pula yang memicu dia menjadi hiper atau mood swing, hingga tidak rutin
buang air besar. Jadi jenis makanan apa
saja yang dihindari?
1.
Gluten
Gluten adalah protein yang ditemukan
pada padi-padian dan serealia, gandum, gandum hitam (rye), jelai (barley) dan
triticale. Gluten berperan sebagai lem yang membantu menjaga makanan tetap
menempel dan menjaga bentuk makanan (sumber:www.hellosehat.com). Jadi roti
pasta, mie, oatmeal, sereal, dan semua yang mengandung terigu, tidak boleh
dikonsumsi.
2.
Casein
Susu dan turunannya jadi selain susu
ngga boleh juga makan mentega, keju, cokelat, ice cream dll. Kalau susu sendiri sebekum diet ini juga
Rayyan sudah berhenti karena ternyata dia alergi.
3.
Gula
Gula sudah jelas yah seperti yang
sebelumnya sudah dibahas merupakan makanan jamur yang berkembang biak di usus.
Gula yang dimaksud disini adalah gula sebagai tambahan, karena sebenarnya dalam
makanan seperti nasi, buah dan sayur juga mengandung gula.
4.
Telur
Ini juga tidak semua, tapi untuk anak
saya ternyata telur mempengaruhi konsentrasinya. Tapi sekarang sudah mulai
mencoba makan telur lagi, dimulai dari telur organik, yaitu telur yang berasal
dari ayam dengan diberikan pakan ternak organik
Untuk memperbaiki kondisi pencernaannya selain memperhatikan
jenis makanan yang dikonsumsi, juga dibantu memperbaiki “lingkungan” pencernaannya,
dengan menumbuhkan mikroorganisme baik dan menyeimbangkan flora di usus. Alasan lain memilih diet ini, sebelumnya Rayyan
susah buang air besar, bisa 2-3 hari sekali dia baru buang air besar. Kebayang
kan tidak nyamannya, ini juga bisa salah satu penyebab anak ASD mudah marah. Kita aja kalau sehari tidak buang air besar, ngerasa
tidak nyaman apalagi mereka yang terus-terusan seperti itu. Untuk itu Rayyan juga
memerlukan bantuan prebiotik, probiotik dan enzim, untuk membantu pencernaannya.
Selain mengkonsumsi suplemen khusus (konsultasi dengan dokter terlebih dahulu) ,
ketiga hal ini juga bisa didapat dari makanan yang dikonsumsinya.
Untuk prebiotik yang juga merupakan “makanan” probiotik
bisa didapat dari bawang merah, bawang putih, daun bawang. Sebenarnya
untuk enzim tubuh kita memproduksinya secara alami, namun akan lebih baik lagi
jika dibantu oleh makanan yang dikonsumsi. Untuk sumber enzim Rayyan sering
mengkonsumsi Alpukat dan Kiwi. Alpukat, adalah sumber yang baik untuk enzim lipase Lipase
membantu memecah lemak dalam makanan menjadi molekul yang lebih mudah diserap
sistem pencernaan. Kiwi, mengandung enzim pencernaan actinidain. yang membantu
mencerna protein, juga membantu mengatasi sembelit dan kembung.(sumber:tribunnews.com).
Sekarang
jadwal buang air besar Rayyan pun rutin menjadi setiap hari.
Jadi itulah alasan-alasan kenapa Rayyan diet. Lalu sejak
menjalani diet ini, progress makin terlihat pada diri Rayyan, terapi dapat
diterima dengan lebih baik, fokus bertambah, sekarang sudah mulai bisa
komunikasi dua arah walau masih terbatas. Terutama sekali efek yang sangat
menyenangkannya Rayyan lebih sehat, kalau dulu bisa sebulan sekali sakit.
Alhamdulillah sekarang sudah jarang sakit.
Kalau bepergian juga bisa sekalian pengiritan karena lebih
sering bawa bekal dari rumah dengan wadah makanan sendiri. Dulu ibu bapaknya
suka jajan makanan kemasan sekarang ikutan bawa bekal, karena kasihan dong kita
asyik ngemil macem-macem eh anaknya cuma bisa nangis ingin juga tapi ngga
boleh.
Sambil terus menyemangati Rayyan, pas banget anaknya suka gambar.
Jadi keidean bikin tote bag sendiri, sama pouch stainless straw. Ini hasilnya:
Anaknya
seneng banget sama hasilnya, jadi kalau lagi belanja buah sekarang udah bawa tote
bag sendiri dong terus, bye bye plastic straw. Dari sini saya menyaksikan
kalau niat baik maka hasilnya pun baik. Awalnya
usaha untuk menjadi lebih sehat, ternyata tidak hanya mempengaruhi ke tubuh
namun juga terhadap lingkungan. Mengurangi jauh sekali bentuk makanan kemasan,
membawa bekal dengan wadah sendiri, lebih sering ke pasar dan berinteraksi tentu
saja dengan membawa keranjang atau tas sendiri juga sebagai bentuk sosialisasi.
Subscribe to:
Posts (Atom)