Rayyan, anak lelakiku yang kini usianya 6 tahun. Dinyatakan
menyandang spektrum autisme sejak umurnya 2 tahun. Untuk membantu proses tumbuh
kembangnya, serta membantu progressnya dalam terapi yang dijalani. Sejak
umurnya 4 tahun lebih beberapa bulan, ia menjalani diet CFGFSF (casein free,
gluten free, dan sugar free). Waduh kok masih kecil sudah disuruh diet? Ngga
kasihan sama anaknya? Emang supaya apa sih diet?. Ternyata banyak sekali
hubungan antara makanan yang dikonsumsi dengan perilaku anak dengan spektrum
autisme (yang selanjutnya akan saya sebut ASD atau Autism Spectrum Disorder)
Berawal dari kegelisahan saya, setelah Rayyan menjalani
terapi perilaku selama 2 tahun lebih saya merasa kok perkembanganya
segitu-segitu aja, apa lagi sih yang bisa saya lakukan untuk kemajuan anak saya?.
Kemudian teman saya mengajurkan untuk mencoba diet CFGFSF. Agar tidak hanya faktor
dari luar saja yang membantu, tetapi juga dari internal diperbaiki sehingga
bisa mendorong kemajuan perkembangan Rayyan. Tentu saja awalnya juga saya bingung dan ngga
tega, karena anaknya sudah tahu segala rasa dan doyan banget cokelat. Tapi
teman saya terus menyemangati “udah coba dulu aja sebulan, kalau memang tidak
ada pengaruhnya, ya sudah ngga usah diterusin dietnya”. Akhirnya saya, suami,
dan neneknya Rayyan (orang rumah) sepakat untuk menjalani diet ini untuk
Rayyan.
Untuk diet ini bukan berarti mengurangi porsi makannya,
karena Rayyan makannya tetap banyak dan juga masih ngemil. Diet yang dimaksud
ini adalah membatasi bahan makanan yang dikonsumsi, karena dianggap kurang baik
atau memicu suatu perilaku tertentu pada anak ASD. Sebenarnya , diet ini juga bukan
hal yang baru, ingatkah dulu waktu jaman MPASI kita tidak memberikan gula dan
garam bahkan casein dan turunannya hingga anak berumur 2 tahun?.
Sebelum diet ini dimulai Rayyan termasuk anak yang
hiperaktif, susah fokus, sering tantrum dan selalu tidur diatas jam 12 malam
walau segala cara sudah dicoba. Begitu menjalani diet ini perubahan yang paling
terasa adalah jam tidurnya berubah, sekarang dia sudah bisa tidur jam 10 malam. Tidak mudah cranky
atau tantrum lagi, ya ini si jelas yah kalau tidurnya cukup anakpun esoknya
bangun dengan keadan tubuh yang lebih nyaman. Paling mengharukan adalah, Rayyan
mulai keluar verbalnya dan mulai bisa 3 kata seperti “Rayyan mau mamam”. Karena
awal Rayyan dicurigai “berbeda”adalah speech delay, setelah menjalani terapi
mulai keluar kata tapi hanya mau berkata ujung-ujung kata saja atau satu kata
saja,dan mengarahkan tangan orang ke benda yang dia inginkan.
Terus apa hubungannya makanan dan perilaku?. Setelah saya
mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Ternyata keadaan sistem pencernaan
anak-anak ASD rata-rata bermasalah. Masalah yang utama adalah leaky gut,
jamur serta alergi makanan. Leaky gut atau kebocoran lapisan usus halus,
jadi ternyata usus anak-anak ASD ini memiliki lubang-lubang mikroskopis sehingga
zat-zat makanan yang tidak tercerna, zat makanan yang buruk, bakteri, “bocor” dan
masuk ke aliran darah. Sehingga ketika jenis makanan tertentu dikonsumsi
membuat anak-anak menjadi “error”.
Jamur, karena keadaan pencernaan tidak baik atau dysbiosis
maka munculah candida ditambah lagi dengan kondisi tubuh anak yang kurang baik.
Makanan utama jamur adalah gula oleh karena itu anak-anak ASD disarankan untuk
tidak mengkonsumsi gula. Tapi kita sendiri sering mendengar juga kan istilah “sugar
rush” anak-anak pada umumnya saja jika mengkonsumsi gula akan menjadi lebih
aktif kebayang efeknya dua kali lipat atau bahkan lebih pada anak ASD. Agar
tidak salah kaprah dan informasi, menyangkut penjelasan secara medis akan saya
tinggalkan, karena bukan kapasitas saya untuk menjelaskan lebih detail lagi.
Sedangkan untuk alergi makanan sendiri tidak hanya sebatas
gatal-gatal, ruam atau sesak nafas saja, masih banyak ciri-ciri lainnya. Untuk
anak saya sendiri untuk beberapa jenis makanan bisa membuat dia asmanya kambuh,
dan ada pula yang memicu dia menjadi hiper atau mood swing, hingga tidak rutin
buang air besar. Jadi jenis makanan apa
saja yang dihindari?
1.
Gluten
Gluten adalah protein yang ditemukan
pada padi-padian dan serealia, gandum, gandum hitam (rye), jelai (barley) dan
triticale. Gluten berperan sebagai lem yang membantu menjaga makanan tetap
menempel dan menjaga bentuk makanan (sumber:www.hellosehat.com). Jadi roti
pasta, mie, oatmeal, sereal, dan semua yang mengandung terigu, tidak boleh
dikonsumsi.
2.
Casein
Susu dan turunannya jadi selain susu
ngga boleh juga makan mentega, keju, cokelat, ice cream dll. Kalau susu sendiri sebekum diet ini juga
Rayyan sudah berhenti karena ternyata dia alergi.
3.
Gula
Gula sudah jelas yah seperti yang
sebelumnya sudah dibahas merupakan makanan jamur yang berkembang biak di usus.
Gula yang dimaksud disini adalah gula sebagai tambahan, karena sebenarnya dalam
makanan seperti nasi, buah dan sayur juga mengandung gula.
4.
Telur
Ini juga tidak semua, tapi untuk anak
saya ternyata telur mempengaruhi konsentrasinya. Tapi sekarang sudah mulai
mencoba makan telur lagi, dimulai dari telur organik, yaitu telur yang berasal
dari ayam dengan diberikan pakan ternak organik
Untuk memperbaiki kondisi pencernaannya selain memperhatikan
jenis makanan yang dikonsumsi, juga dibantu memperbaiki “lingkungan” pencernaannya,
dengan menumbuhkan mikroorganisme baik dan menyeimbangkan flora di usus. Alasan lain memilih diet ini, sebelumnya Rayyan
susah buang air besar, bisa 2-3 hari sekali dia baru buang air besar. Kebayang
kan tidak nyamannya, ini juga bisa salah satu penyebab anak ASD mudah marah. Kita aja kalau sehari tidak buang air besar, ngerasa
tidak nyaman apalagi mereka yang terus-terusan seperti itu. Untuk itu Rayyan juga
memerlukan bantuan prebiotik, probiotik dan enzim, untuk membantu pencernaannya.
Selain mengkonsumsi suplemen khusus (konsultasi dengan dokter terlebih dahulu) ,
ketiga hal ini juga bisa didapat dari makanan yang dikonsumsinya.
Untuk prebiotik yang juga merupakan “makanan” probiotik
bisa didapat dari bawang merah, bawang putih, daun bawang. Sebenarnya
untuk enzim tubuh kita memproduksinya secara alami, namun akan lebih baik lagi
jika dibantu oleh makanan yang dikonsumsi. Untuk sumber enzim Rayyan sering
mengkonsumsi Alpukat dan Kiwi. Alpukat, adalah sumber yang baik untuk enzim lipase Lipase
membantu memecah lemak dalam makanan menjadi molekul yang lebih mudah diserap
sistem pencernaan. Kiwi, mengandung enzim pencernaan actinidain. yang membantu
mencerna protein, juga membantu mengatasi sembelit dan kembung.(sumber:tribunnews.com).
Sekarang
jadwal buang air besar Rayyan pun rutin menjadi setiap hari.
Jadi itulah alasan-alasan kenapa Rayyan diet. Lalu sejak
menjalani diet ini, progress makin terlihat pada diri Rayyan, terapi dapat
diterima dengan lebih baik, fokus bertambah, sekarang sudah mulai bisa
komunikasi dua arah walau masih terbatas. Terutama sekali efek yang sangat
menyenangkannya Rayyan lebih sehat, kalau dulu bisa sebulan sekali sakit.
Alhamdulillah sekarang sudah jarang sakit.
Kalau bepergian juga bisa sekalian pengiritan karena lebih
sering bawa bekal dari rumah dengan wadah makanan sendiri. Dulu ibu bapaknya
suka jajan makanan kemasan sekarang ikutan bawa bekal, karena kasihan dong kita
asyik ngemil macem-macem eh anaknya cuma bisa nangis ingin juga tapi ngga
boleh.
Sambil terus menyemangati Rayyan, pas banget anaknya suka gambar.
Jadi keidean bikin tote bag sendiri, sama pouch stainless straw. Ini hasilnya:
Anaknya
seneng banget sama hasilnya, jadi kalau lagi belanja buah sekarang udah bawa tote
bag sendiri dong terus, bye bye plastic straw. Dari sini saya menyaksikan
kalau niat baik maka hasilnya pun baik. Awalnya
usaha untuk menjadi lebih sehat, ternyata tidak hanya mempengaruhi ke tubuh
namun juga terhadap lingkungan. Mengurangi jauh sekali bentuk makanan kemasan,
membawa bekal dengan wadah sendiri, lebih sering ke pasar dan berinteraksi tentu
saja dengan membawa keranjang atau tas sendiri juga sebagai bentuk sosialisasi.
I love you Gina.. kamu hebat!
ReplyDelete