Sunday, December 2, 2018
Kurashiki: Dari Legenda Manusia Serigala hingga Candy-candy
Masih bercerita tentang
perjalanan saya ke Jepang. Kali ini saya mau bercerita tentang satu kota kecil di Jepang
yang bernama Kurashiki. Untuk membayangkan seperti apa jauhnya, udah pasti pada
tahu kan kalau Shinkansen dikenal sebagai bullet train saking cepatnya,
sehingga waktu tempuh juga lebih sedikit. Nahhh dengan Shinkansen saja untuk
sampai ke kota ini menghabiskan waktu selama 4 jam dari Tokyo. Tapi walau jauh
it’s all worth it, saya jatuh cinta banget sih sama kota ini.
Setelah nyasar-nyasar naik kereta
dan naik taksi yang mahal beutt harganya, jam 6 sore akhirnya saya dan kakak
saya sampai juga di hostel kami yaitu Cuore Kurashiki yang terletak di Bikan
historical area, eitss walau judulnya hostel tapi isinya komplit, dan
dibawahnya juga ada café yang oke banget. Kurashiki sendiri terletak di
Prefektur Okayama, yang dibagi menjadi dua bagian yaitu kota modern seperti
kota-kota pada umumnya dan Bikan distrik dimana bentuknya dipertahankan seperti
200-300 tahun yang lalu
Kamar mandi hostel dengan perawatan muka terlengkap yang pernah saya temui |
Sebenernya andalannya Seafood tapi apa daya alergi, jadi ngopi aja. |
.
Kekurangan hostel ini cuma satu
yaitu ga ada lift, sedangkan kamar kami di lantai 3 dan bawaan koper kami
lumayan besar. Untung pegawai yang baik hati cukup sadar akan nafas saya yang
senin-kamis begitu geret koper ke lantai 2 dan langsung ngangkatin koper-koper
kami ke kamar.
Setelah nongkrong di cafenya yang
juga ga kalah asyiknya sama hostelnya kita mutusin buat jalan-jalan dulu,
saking udah ngga sabarnya itung-itung uji nyali di negara orang. Berhubung ini
kota kecil jadi penerangan juga seadanya, dan keadaan jalan juga sepi banget
tapi kita jadi makin excited karena pas malam aja kita ngerasa kota itu cantik
Esok harinya jam 7 pagi kita udah
keluar hostel, maksud hati mau sarapan dulu eh tapi sedihnya café yang dibawah hostel
serta tempat makan lainnya, dan toko-toko baru bukan jam 10. Ok, ga masalah
kita keliling dulu aja sekalian foto-foto.
Kenapa saya nyebut Legenda
Manusia Serigala di judul? Ada apakah gerangan?. Ternyata sama sekali tidak ada
hubungannya dengan kisah supranatural, legenda atau kearifan lokal lainnya,
lalu apa dong? Jujur aja suasana kota kecil ini mengingatkan saya pada salah
satu komik kisah misteri yang ditulis oleh Chie Watari, dengan tokoh utama
Wanihiko Fudoh. Masih asri, etnik dan tradisional. Ternyata di Kurashiki ini
jarang terkena gempa oleh karena itu bangunan-bangunan disini juga tidak banyak
mengalami renovasi. Kota ini juga menurut
saya yang seperti terlihat pada film-film samurai atau shogun. Berikut beberapa
hal yang menurut saya, sekali lagi menurut saya yang mohon diiyakan suasana
Kurashiki yang mirip komik Legenda manusia serigala
Untuk mengelilingi pusat atraksi kotanya
cukup jalan kaki aja. Iseng-iseng jalan
kita menemukan taman besar bernama Ivy Garden.
Izinkan kami mejeng setitik |
Sudah puas ke taman kami kembali berjalan, mengagumi
setiap sudutnya. Karena kami anaknya laparan
akhirnya mencoba sekali lagi nyari jajanan yang buka eh ada sih satu-satunya
tempat yang buka, tapi ternyata makanannya Cuma ada roti panggang dan biskuit
aja hehehe. Walau kurang kenyang tapi tempat ini patut dicoba karena istimewanya
menyediakan berbagai olesan selai yang ngga biasa, saya mencoba apple butter dan
lupa satu lagi apa dan sedangkan kakak saya mencoba apple butter dan peach
mascarpone, wanginya enak banget dan rasanya juga enak, sayang sekali olesan
ini tidak dijual padahal kami pengen banget.
Jangan ditanya ini kenyang apa enggak |
Lanjuttt tujuan berikutnya adalah
Yumiko Igarashi Museum, yess beliau adalah penulis Candy-candy, sambil menuju
kesana kita menyenandungkan lagu ostnya
Biar saja biar wajahku begini
Tak peduli oh tak oh tak oh tak
perlu kutangisi
Akulah anak nakal, anak nakal….
(jika anda bisa meneruskan lagu
ini dengan nada yang sesuai, maka ketahuilah anda sudah tua)
Museum ini kecil banget
sejujurnya, lebih seperti rumah yang dijadikan museum, tapi paling eye catching karena di dalam gang
yang semuanya berwarna netral tiba-tiba bangunan ini satu-satunya berwarna
merah putih. Begitu masuk kita disambut dengan nuansa yang girly dan terlalu
“princess” buat saya. Untuk naik ke lantai atas dan melihat koleksi Candy-candy
kita dikenakan biaya 600 yen. Di lantai 1 museum ini terdapat café kecil,
souvenir dan segala pernak pernik candy-candy terus ada juga studio foto
ala-ala dan foto booth lengkap dengan berbagai macam pilihan gaun serta mahkota
dan berbagai aksesoris lainnya.
Tampak luar Museum |
Lantai 1 |
Menuju ke lantai 2 kita akan bertemu dengan
Anthony dan Candy-candy yang satu gambar tapi tidak berdampingan, eh gimana sih maksudnya?
Jadi kalau dari bawah keatas yang terlihat adalah muka Candy tapi kalau turun
yang terlihat adalah muka Anthony. Di lantai 2 terdapat berbagai pernak-pernik yang bergambar tokoh-tokoh komik karangan Yumiko Igarashi, tapi yang menjadi favorit
saya, disini terdapat ruang baca yang manis banget dengan sederatan komik karya Yumiko Igarashi termasuk Candy-candy tentunya.
Gambar di dinding tanga dari lantai 1 ke 2 dan sebaliknya |
Ruang favorit |
Berhubung saya enggak bisa bahasa Jepang jadi cuma lihat-lihat
aja engga bisa ikutan duduk dan baca. Di lantai 3 juga kurang lebih sama tetapi
disini tidak ada ruang baca, tetapi disini ada dinding yang didekasikan untuk komikus lainnya termasuk Suzue Miuchi pengarang serial "Topeng Kaca".
Can you spot Maya Kitajima? |
Yumiko Igarashi |
Puas ke Yumiko Igarashi museum,
kami lanjut jalan-jalan lagi. Semakin siang Kurashiki semakin ramai, tapi
disini kebanyakan yang datang adalah turis lokal alias orang-orang Jepang
sendiri, jarang sekali turis asing yang kami temui. Salah satu main
attractionnya sebenernya adalah mengarungi kanal dengan perahu. Dahulu Kurashiki menjadi pusat
pendistribusian beras, daerah sekitar mengirim hasil panen beras ke Kurashiki
barulah kemudian dikirim ke Osaka dan Edo. Lalu kanal dibangun untuk memudahkan
transportasi dari Gudang-gudang penyimpanan ke pelabuhan terdekat. Hingga kini
kanal-kanal itu masih ada dan terawat dengan baik dengan pohon weeping willow
yang membingkai di sepanjang jalurnya. Sebenarnya di sekitar kanal ini juga
banyak museum-musem lainnya, karena waktu yang sempit kami tidak bisa
mengunjunginya satu persatu.
Salah satu gang yang juga mencolok
diantara lainnya adalah Denim street, karena di sepanjang jalan ini semuanya bernuansa
biru jeans dan. Enggak lupa kami mencicipi denim ice creamnya yang hanya bisa
didapat disini, menurut si penjual bahan yang digunakan hanyalah bahan
berkualitas terbaik dan terenak (Namanya juga jualan yekan) komposisi rasanya
terdiri dari blueberry, vanilla dan ramune. Rasa ice creamnya segar, tidak
terlalu manis, dan ada sedikit rasa asamnya, karena tidak menggunakan bahan
pengawet jadi ice creamnya harus buru-buru dimakan karena mudah lumer.
Sebenernya kami kena jebakan juga
disini, tapi jebakan yang membahagiakan sih untungnya. Jadi ada satu cafe yang
dari luar terlihat di halamannya terdapat hutan bamboo, jadi kami niatkan buat
mampir kesini. Berhubung ngeliatnya pas malam hari dengan sorotan lampu
terlihatnya wahhh banget. Pas besoknya kesini , tepat sebelum meninggalkan
Kurashiki mampirlah kami, Tahunya hutan bambunya cuma secuplik aja hahaha,
kejebak deh yah. Tapi untungnya suasananya enak banget buat duduk manis.
Hutan bambu cukup sekian dan terima kasih |
Ini sepiring berdua kok |
Sayang sekali kami harus segera pergi untuk
menuju Osaka, agak nyesel juga sih hanya semalam disini, tapi mudah-mudahan lain kali
bisa kesini lagi di lain waktu. Aamiin
Saturday, October 20, 2018
Makan Asyik Di Jepang Tanpa Deg-Degan
Tumbuh dengan komik-komik serial
cantik dan misteri, serta berbagai film seperti Ksatria Baja Hitam, Doraemon,
Sailormoon, Candy-candy dan masih banyak lagi, menjadikan Jepang salah satu
destinasi wisata impian saya. Di tahun 2018 akhirnya impian saya kesampaian
juga. Namun untuk ke Jepang, ada hal-hal yang membuat saya sedikit deg-degan.
Bukan perbedaan bahasa yang saya takutkan karena kebetulan saya pergi dengan
kakak saya yang bisa berbahasa jepang. Melainkan makanannya, maklum deh yah
saya dan kakak saya hobinya makan, jadi makan-makan sangat diutamakan. Tapi ternyata ketakutan saya tidak beralasan
.
Seperti yang kita ketahui masakan
Jepang banyak mengandung Babi ataupun alkohol, ini pula yang menjadi asal
muasal kecemasan saya. Sebelum berangkat saya browsing terlebih dahulu mengenai
makanan halal atau alternatif paling aman. Ternyata saya dibuat kaget, karena
saat ini makanan halal sudah tidak terlalu sulit ditemui. Menurut kakak saya,
karena turis Asia khususnya Indonesia dan Malaysia sudah banyak yang kesana.
Sehingga mereka pun mulai menyadari akan kebutuhan makanan halal ini.
Saat sampai di Narita, saya masih
ada beberapa jam waktu luang sembari menunggu kedatangan kakak saya. Lalu
sesuai petunjuk di Internet dan aplikasi, saya mendatangi bagian informasi
untuk mengetahui tempat sholat dan restoran Halal. Lalu mereka pun memberikan
saya ini
Untuk ruangan sembahyang,
sebenarnya tidak dikhususkan untuk muslim saja tetapi siapapun yang
membutuhkannya. Ruangan kecil yang terletak di Terminal 2 ini, sudah tersedia
tempat wudhu
Nah sekarang mulai masuk ngebahas
makanan, tapi harap maklum sebelumnya kalau foto-fotonya kurang mewakili kenikmatannya.
Karena rata-rata diambil saat lagi lapar-laparnya, berakibat moto ga fokus dan
tangan rada getar (alasaaannn).
1. La
Toque
Setelah muter-muter bandara,
terbitlah rasa lapar langsung saya menuju lantai 4 yang masih terletak di
terminal 2 Narita. Sebenarnya ada dua restaurant halal yang ada di bandara
Narita, tapi saya pilih La Toque karena ini yang duluan ketemu hehehe.
Papan petunjuk resto halal di lantai 4 |
Setelah naik pesawat 7 jam, dan
jalan-jalan ngga jelas makan Doria ini nikmat banget. Sebenernya sih ini nasi
panggang dengan daging sapi, tapi keju
mozzarellanya melimpah ruah tapi ga bikin eneg. Disajikan panas-panas jadi
kejunya masih mulur-mulur gitu.
Harga Doria ini sekitar 1500 yen
(sudah termasuk minum), awalnya saya pikir mungkin karena di airport jadinya
cukup mahal. Tapi ternyata memang harga restaurant di Jepang rata-rata 1000 yen
keatas.
2. Ramen
Narita-Ya
Kalau ke Tokyo biasanya tempat
inceran turis-turis salah satunya Senso Ji. Kita juga kesana sih, tapi bukan
karena mau liat Senso Ji-nya tapi mau nyari ramen halalnya. Setelah seharian
keliling Tokyo pengen makan yang berkuah-kuah dan pedas, maklum mulai masuk angin,
usia ngga bisa bohong. Ramen di Jepang biasanya mengandung babi, berbeda dengan
Udon yang menggunakan daging sapi, ayam, atau ikan, biasanya resto Ramen dan
Udon juga terpisah. Makanya kita penasaran banget sama ramen halal ini.
Kaki sudah mulai gempor, pinggang
sudah mulai encok, eh si maps malah ngajak muter-muter. Taunya tempat ini
nyempil diantara jualan souvenir yang ada di Senso Ji…ampuuunnnnnn. Kalau lagi
kayak gini berharap banget di Jepang ada tukang Ojeg pengkolan yang bisa
ditanya-tanyain.
Maklum perjalanan jauh, jadi nambah kariage juga |
Tapi perjuangan sebanding dengan
hasilnya. Bahagia banget rasanya makan ramen ini. Porsinya banyak, kuahnya
sedap, daging ayamnya ngga pelit. Harga mulai dari 1000 yen, tergantung topping
dan ukurannya.Btw disini juga disediakan tempat
sholat.
Nilai plusnya pulang menuju penginapan, kita bisa nikmatin Senso Ji
saat sepi.
3. Tendon
Tenya
Ok dari nomer ini hingga ke bawah sebenernya tidak ada
sertifikasi halalnya. Tapi ini pilihan paling “aman” diantara yang lainnya. Karena
Mc *, Yoshinoy* semuanya mengandung babi, serta pilihan makanan ini hingga ke bawah juga tidak mengandung alkohol.
Di resto ini tidak ada makanan yang mengandung babi, karena daging yang digunakan adalah sea food. Karena saya alergi sea food akhirnya saya pilih set makanan yang isinya tempura sayuran. Walau sayuran ternyata tetap enak dan tetap mengenyangkan, ditambah miso soup makin yahud. Disini pula saya mencoba mengaduk nasi dengan telor ½ mateng, ternyata enak banget dan sama sekali ga bau amis. Untuk set tempura sayuran ini harganya cukup oke yaitu 550 yen.
Di resto ini tidak ada makanan yang mengandung babi, karena daging yang digunakan adalah sea food. Karena saya alergi sea food akhirnya saya pilih set makanan yang isinya tempura sayuran. Walau sayuran ternyata tetap enak dan tetap mengenyangkan, ditambah miso soup makin yahud. Disini pula saya mencoba mengaduk nasi dengan telor ½ mateng, ternyata enak banget dan sama sekali ga bau amis. Untuk set tempura sayuran ini harganya cukup oke yaitu 550 yen.
Ini pertama kalinya juga saya nyobain makan bunga teratai (yang bolong-bolong itu) |
4. Tofu
Donut
Daritadi ngebahas makan-makanan
berat terus, nah sekarang saya mau bahas makanan penutupnya. Penyajiannya
sederhana, ngga dimacem-macemin, mirip donut kampung lah kalau di Indonesia,
namun yang ini tengahnya tidak berlubang. Sebelum dinikmati, donut-donut ini
dihangatkan terlebih dahulu lalu diberi topping gula halus. Kalau kami sih gula
halus saja ngga nampol, jadi pakai ice cream lagi dong, dijamin bikin nambah.
“Aman”nya donut ini karena terbuat dari tofu dan ice creamnya pun dibuat dari
Soy Milk. Kami mendapatkan donut ini di Kuromon Market, Osaka, dan dari seluruh
gerai yang ada di sana hanya ada satu gerai yang menjual donut tofu ini. Harganya juga terjangkau sekali hanya
beberapa ratus yen.
Kemudian nambah lagi |
Begitu dimakan sangat lembut,
ringan (karena biasanya donut lainnya padat) dan tidak telalu manis, ada
sedikit bau atau rasa lain karena memang terbuat dari tofu. Namun, sama sekali
tidak berpengaruh sama kenikmatannya.
5. Floresta
Donut
Nih yang suka hunting makanan instagramable, Floresta Donut jangan
sampai ketinggalan. Ngga Cuma penampilannya yang lucu, tapi filosofi dibaliknya
juga keren. Jadi Floresta Donut dibuat oleh suami istri yang ingin memberikan
donut sehat dan seorganik mungkin buat anak mereka. Oleh karena itu bahan-bahannya
dibuat dari bahan lokal organik tanpa menggunakan zat aditif atau pun pengawet.
Mereka juga sangat memperhatikan sampah yang dihasilkan, oleh karena itu mereka
juga membatasi pembuatan dalam satu harinya agar tidak banyak sampah.
Di kuping kelinci dan kucing ini tersimpan kacang Almond |
Oke sekarang soal harga dan rasa.
Harga sekitar 200 yen masih okelah untuk donut selucu ini. Sedangkan untuk
rasa,awalnya agak kaget karena donut ini terasa padat dan kasar, donutnya
sendiri ga terlalu manis bahkan hampir tawar, terbantu manis juga karena
glazenya, tapi udah jelas kalau rasa makanan Jepang selalu oke.
6. Jus
Hati-hati keselek, banyak makan
tapi ngga minum. Nih, jus buah langsung dari buahnya, langsung minum aja.
Jadi bukan jus buah yang sarinya cuma seperempat gelas dan sisanya air dan
gula yang banyak. Kalau ini sih banyak ditemui dimana-mana, khususnya daerah
tujuan turis.
Selain jeruk biasanya juga ada
melon tapi kebayang aja ngehabisin setengah buah bahkan satu buah jus melon.
Selama di Jepang saya menggunakan
dua aplikasi yang sangat membantu saya yaitu Have Halal Will Travel dan Halal
Navi. Kalau HHWT kita bisa lihat review dari lainnya dan lebih mudah dibuka
tetapi untuk Jepang dia hanya membahas dua kota besar saja.. Sedangkan untuk
Halal Navi lebih lengkap termasuk waktu sholat namun terkadang lebih sulit
dibuka. Ya udah jadi saya gunakan saja dua-duanya.
Jadi masih deg-degan ngga makan
di Jepang? Kalau makanannya sih udah ngga deg-degan lagi. Tapi yang deg-degan
liat lembaran duit di dompet yang menipis dengan cepatnya.
Monday, May 14, 2018
JURUS MINIM GADGET SELAMA PERJALANAN
Kalau udah urusan perjalanan jauh, menjaga mood anak agar tetap enjoy
gampang-gampang susah. Biasanya kalau udah enggak mood, kitanya juga udah
capek, keluarlah itu si gadget andalan supaya anak anteng. Eitss tapi bisa kok
diminimalisir penggunaan gadget selama perjalanan, ini sih jurus-jurus yang
saya lakukan kalau pergi-pergi dengan anak saya Rayyan (5 thn).
Saya termasuk ke dalam emak rempong kalau dalam urusan nyiapin
perjalanan beserta tetek bengeknya. Kalau
dulu jaman masih single setiap pergi-pergi diusahain bawaan seringkes mungkin.
Nah, sekarang udah jadi Ibu beranak satu, kalau bisa kamar beserta isinya ikut
dibawa. Alasan kerempongan ini supaya
kebutuhan anak kebawa semua sehingga anak nyaman diperjalanan, mulai dari baju,
obat-obatan, makanan, cemilan, peralatan mandi, selimut dll. Baru satu anak aja
udah heboh bener yah, makanya saya salut banget deh ama Ibu-Ibu yang anaknya
lebih dari satu terus menempuh perjalanan jauh, kalian hebat.
Nah setelah kerempongan tadi, saya dulu kesulitan nih nentuin bawa
mainan buat si Rayyan, karena biasanya mainannya gede-gede terus enggak lama
bosen juga akhirnya keluarlah jurus andalan si gagdet. Tapi enggak mau begitu
terus, akhirnya saya nyari cara supaya anak tidak bosan dijalan. Jujur aja
Rayyan kalau lagi dijalan (karena di rumah udah enggak boleh sama sekali) masih
sesekali kita kasih gadget, khususnya kalau lagi makan. Ayah lelah, bunda
cranky kelaperan tapi bocahnya maunya lari-larian ngiterin resto, supaya Ayah
bisa makan dengan enak, Bunda enggak ngamuk karena kelaperan jadi biasanya pas
makan (doang) kita kasih. Semua bisa makan dengan tenang di meja.
Udah pernah denger soal busy book atau busy bag? Ya ini konsepnya
sebenernya enggak jauh dari situ. Saya suka banget dengan busy book dulu sempet
bikin sendiri, tapi lama kelamaan hancur dan anaknya bosan. Akhirnya saya ganti
dengan busy bag yang isinya sebagian besar saya beli jadi aja, karena kalau
dihitung segi biaya yah kurang lebih aja harganya, dan juga mempertimbangkan
waktu buat bikinnya, tapi memang kalau busy book atau busy bag yang handmade
lebih seru dan lebih kreatif. Apa aja
isi busy bag Rayyan atau jurus minim gadgetnya?,
oh iya cara ini sih cocoknya untuk anak 3-5 tahun, karena semakin besar biasanya
anak sudah bisa menentukan sendiri apa saja yang dia suka dan mau bawa.
Sebelum kita bahas apa aja isinya, ada beberapa pertimbangan dalam
menentukan isinya.
1. Pastikan isinya berbeda dengan mainan yang biasa
dimainkan sehari-hari, karena biasanya kalau mainan baru enggak bakal cepet
bosen. Lah terus beli baru mulu gitu? Yah enggak gitu juga ada beberapa
mainan/barang yang saya simpen dan dikeluarin satu-satu khusus untuk bepergian
aja, kalau udah balik ke rumah yah diumpetin lagi.
2.
Bisa dipakai berulang kali dan tahan lama. Kan
biar ngirit ga beli-beli mulu
3.
Ukurannya sedang. Kalau terlalu besar kita yang
repot, kalau terlalu kecil gampang hilang.
4.
Harga, sering-sering survey ke toko buku atau
toko mainan di beberapa mall atau supermarket (pas surveynya jangan langsung
beli yah) karena suka ada beberapa toko mainan atau supermarket yang suka
ngasih diskon, atau lebih murah dari toko lainnya.
5.
Darat, Laut atau Udara?. Kalau naik mobil sih
mau bawa mainan atau perlengkapan anak sebanyak-banyaknya silahkan aja selagi
masih muat. Tapi kalau udah naik kereta, kapal, atau pesawat ini yang mesti
dipertimbangkan besar serta beratnya.
6.
Variasi. Semakin banyak variasi yang dibawa
semakin bagus
7.
Sesuaikan dengan kesukaan anak, karena tiap anak
beda-beda hobinya.
Ok isinya apa aja:
·
Wipe clean Flash Card
Pertama wipe
clean flash card, sebenernya ini versi ringkasnya dari buku-buku yang wipe
clean. Tapi kalau buku-buku itu gampang rusak dan lembarannya suka copot, yang
ini bentuknya kartu satuan dan udah pasti lebih ringan beratnya. Kalau yang saya beli ini versi angka 1-15 dan
setiap angka ada 2 versi, lumayan kan ada variasinya bisa ganti-gantian. Selain
buat belajar mengenal angka, juga bisa sekaligus untuk latihan menulis.
·
Play doh.
Sbenernya saya sama
Play doh semacam Love-Hate Relationship. Sukanya ini bisa bikin Rayyan anteng
banget di mobil bahkan sampai makan di resto pun bisa anteng dan gadget enggak
perlu dikeluarin. Cuma dia nih kalau udah main enggak bisa berhenti, ampe play
dohnya kering dan bergerindil jadi aja hambur dimana-mana dan keras terus ngga
bisa dipakai lagi. Akhirnya saya beli yang versi kecil-kecilnya aja biar enggak
rugi-rugi amat dan khusus play doh beneran dikeluarin kalau emang mau
pergi-pergi aja. Cara irit play doh lainnya, yaitu nyari yang secup gede harga
10 rb (yesss sempet nemu dong yang play doh asli 10 rb ajah, langsung nyetok).
Kalau alat yang sebelahnya sih beda brand, tapi karena simple jadi saya beli
yang itu aja.
·
Papan Tulis magnetik.
ini favorit banget
baik buat saya, karena ga kotor kemana-mana, make berulang kali bisa,
ketumpahan air ga rusak. Untungnya si Rayyan favorit banget sama ini juga.
Kalau untuk traveling saya cariin yang ukurannya muat masuk tasnya si Rayyan aja. Lalu karena pulpen/pensil
magnetnya mudah hilang, pastikan saat membeli ada tali yang diikat ke papan
jadi enggak mudah hilang.
·
Crayon atau Alat pewarna lainnya.
Masih berhubungan
gambar menggambar, tetap bawain crayon atau pensil warna, sekali lagi
disesuaikan dengan kesukaan anak, kebetulan anak saya lagi suka-sukanya
nyorat-nyoret. Terus jangan lupa bawain buku gambar, kalau buku gambar dirasa terlalu
besar dan cepat habis, bisa juga bawa kertas bekas yang dipotong-potong kayak
gini.
·
Puzzle.
Nah ini saya beli 40
ribu langsung dapat 3, bisa deh nih diputer-puter terus serinya. Sebenernya ada
juga yang 40 ribu dapet empat tapi perhatikan kualitasnya, karena kita kan
maunya awet dan bisa dipakai berulang kali.
·
Buku favorit
Walau Rayyan umur
udah 5 tahun saya masih suka beliin buku untuk umur anak dibawahnya. Karena lebih
banyak gambar dan interaktif dibanding yang banyak tulisannya. Lagipula anaknya
juga belum bisa baca. Jumlah buku yang dibawa biasanya minimal 2, untuk alasan
variasi, tapi sekali lagi tergantung berat dan keribetannya, kalau dirasa masih
oke, lansung aja dibawa
Buku yang Hitam bisa dibuka tutup flap halamannya, buku yang di bawahnya bisa digeser, ditarik, diputar |
Itu dia jurus-jurus
minim gadget ala saya biar anak anteng selama traveling. Biasanya kalau semua
jurusnya udah keluar anak masih cranky pertanda bocahnya laper, jadi biasanya
saya selalu bawa snack dan buah kesukaan Rayyan yang banyak (lika mother like
son, laper dikit cranky). Kalau ibu-ibu lain gimana pengalamannya? Siapa tau
ada jurus-jurus lain yang bisa jadi inspirasi buat saya untuk perjalanan berikutnya.
Saturday, May 5, 2018
Crispy Chicken with Asian Style Skippy Sauce
Pasti udah pada tahu dong sama selai kacang yang satu ini, Skippy Peanut Butter. Saya termasuk mau yang rasanya pasti pasti aja kalau udah urusan perut dan mulut. Makanya dari dulu setia sama yang satu ini. Kalau saya sih Skippy Peanut Butter ga cuma buat olesan roti tapi juga buat cemilan, apalagi Skippy Peanut Butter yang Crunchy yang ada potong-potongan kacangnya, ambil sendok langsung sendokkin ke toplesnya dimakan gitu aja (tapi ga bolak balik dari mulut ke toples yah, cuma sekali sendok aja tapi banyak). Biasanya sih buat bikin cookies juga saya pakainya Skippy Peanut Butter. Bahkan sampai ga mau rugi nih, kalau masih ada yang tertempel di sisi-sisi toplesnya, tinggal masukkin ice cream favorit, terus makan deh sama Skippy Peanut Butter. Beneran sesuka itu.
Karena biasanya saya pakai
Skippy Peanut Butter untuk snack-snack manis atau buat olesan roti, saya
penasaran bisa ga yah ini diolah jadi hidangan lain bahkan jadi makanan berat.
Akhirnya kemarin uji coba deh, bikin makanan yang mudah tapi rasanya juga oke
(karena saya sejujurnya ga jago-jago amat masak). Munculah ide bikin Crispy
Chicken with Asian Style Skippy Sauce yang memadukan rasa asin, manis dan pedas.
Nah kenapa Skippy Peanut Butter
cocok di resep ini karena teksturnya yang creamy dan lembut, manis dan gurihnya
pas, jadi mudah diolah. Kalau pakai selai kacang begitu keluar dari kulkas
langsung mengeras karena terjadi pemisahan “minyak” di dalam selai, tapi kalau
Skippy Peanut Butter disimpan di kulkas dan langsung digunakan tetap smooth, ini menandakan kualitas Skippy Peanut
Butter yang sangat baik. Yang bikin makin cinta, ternyata Skippy Peanut Butter juga
sudah berlogo Halal.
Ok langsung aja yuk kita olah, dan ini
bahan-bahan yang akan dipakai untuk resep ini:
Bahan-bahan
Bahan A
Dada ayam fillet 250 gr (kalau mau diganti ikan dory filet pun bisa)
Telor (1 butir)
Tepung roti
Terigu
Garam
Lada/merica
Wijen untuk taburan (boleh skip)
Bahan A
Dada ayam fillet 250 gr (kalau mau diganti ikan dory filet pun bisa)
Telor (1 butir)
Tepung roti
Terigu
Garam
Lada/merica
Wijen untuk taburan (boleh skip)
Bahan B
4 sdm kecap
2 sdm minyak wijen
1 sdm madu (boleh skip)
2 sdm Skippy Creamy Peanut Butter
2 sdm lemon
1 sdt garlic powder
20 tetes atau lebih chilli oil atau hot oil (karena saya suka pedas saya pakai sekitar 35 tetes)
Sedikit garam
4 sdm kecap
2 sdm minyak wijen
1 sdm madu (boleh skip)
2 sdm Skippy Creamy Peanut Butter
2 sdm lemon
1 sdt garlic powder
20 tetes atau lebih chilli oil atau hot oil (karena saya suka pedas saya pakai sekitar 35 tetes)
Sedikit garam
Cara membuat:
1. Marinasi ayam dengan lada dan garam diamkan selama 15 menit
2. Kemudian, celupkan ayam ke telor kemudian balurkan dengan tepung terigu dan tepung roti, lalu digoreng (kalau saya masukkan dulu di freezer sekitar 15 menit baru digoreng agar tepung tidak mudah lepas)
3. Sisihkan ayam dan beri taburan wijen
1. Marinasi ayam dengan lada dan garam diamkan selama 15 menit
2. Kemudian, celupkan ayam ke telor kemudian balurkan dengan tepung terigu dan tepung roti, lalu digoreng (kalau saya masukkan dulu di freezer sekitar 15 menit baru digoreng agar tepung tidak mudah lepas)
3. Sisihkan ayam dan beri taburan wijen
Saus
Campur semua bahan B, kemudian koreksi rasa jika ada yang dirasa kurang. Bisa dinikmati langsung menjadi camilan yang mengenyangkan atau dijadikan lauk dengan nasi pun oke. Jadi lain kali bisa buat bekal piknik atau buat anak sekolah (tinggal disesuaikan saja tingkat pedasnya)
Campur semua bahan B, kemudian koreksi rasa jika ada yang dirasa kurang. Bisa dinikmati langsung menjadi camilan yang mengenyangkan atau dijadikan lauk dengan nasi pun oke. Jadi lain kali bisa buat bekal piknik atau buat anak sekolah (tinggal disesuaikan saja tingkat pedasnya)
Hmmm..udah berhasil nih bikin masakan
asin/savoury dengan Skippy PeanutButter, jadi penasaran pengen coba resep lainnya. Jadi menyemangati diri
sendiri nih untuk tidak takut berimajinasi dan mencoba ternyata semua mungkin
untuk dilakukan. So this is how i enjoy SKIPPY® Peanut Butter
Disclaimer: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan
oleh Blogger Perempuan dan Praxis sebagai perwakilan SKIPPY® Peanut
Butter Indonesia.
Subscribe to:
Posts (Atom)