Sunday, December 2, 2018

Kurashiki: Dari Legenda Manusia Serigala hingga Candy-candy



Masih bercerita tentang perjalanan saya ke Jepang. Kali ini saya mau bercerita tentang satu kota kecil di Jepang yang bernama Kurashiki. Untuk membayangkan seperti apa jauhnya, udah pasti pada tahu kan kalau Shinkansen dikenal sebagai bullet train saking cepatnya, sehingga waktu tempuh juga lebih sedikit. Nahhh dengan Shinkansen saja untuk sampai ke kota ini menghabiskan waktu selama 4 jam dari Tokyo. Tapi walau jauh it’s all worth it, saya jatuh cinta banget sih sama kota ini.

Setelah nyasar-nyasar naik kereta dan naik taksi yang mahal beutt harganya, jam 6 sore akhirnya saya dan kakak saya sampai juga di hostel kami yaitu Cuore Kurashiki yang terletak di Bikan historical area, eitss walau judulnya hostel tapi isinya komplit, dan dibawahnya juga ada café yang oke banget. Kurashiki sendiri terletak di Prefektur Okayama, yang dibagi menjadi dua bagian yaitu kota modern seperti kota-kota pada umumnya dan Bikan distrik dimana bentuknya dipertahankan seperti 200-300 tahun yang lalu

Kamar mandi hostel dengan perawatan muka terlengkap yang pernah saya temui

Sebenernya andalannya Seafood tapi apa daya alergi, jadi ngopi aja.

.
Kekurangan hostel ini cuma satu yaitu ga ada lift, sedangkan kamar kami di lantai 3 dan bawaan koper kami lumayan besar. Untung pegawai yang baik hati cukup sadar akan nafas saya yang senin-kamis begitu geret koper ke lantai 2 dan langsung ngangkatin koper-koper kami ke kamar.
Setelah nongkrong di cafenya yang juga ga kalah asyiknya sama hostelnya kita mutusin buat jalan-jalan dulu, saking udah ngga sabarnya itung-itung uji nyali di negara orang. Berhubung ini kota kecil jadi penerangan juga seadanya, dan keadaan jalan juga sepi banget tapi kita jadi makin excited karena pas malam aja kita ngerasa kota itu cantik

Esok harinya jam 7 pagi kita udah keluar hostel, maksud hati mau sarapan dulu eh tapi sedihnya café yang dibawah hostel serta tempat makan lainnya, dan toko-toko baru bukan jam 10. Ok, ga masalah kita keliling dulu aja sekalian foto-foto.



Kenapa saya nyebut Legenda Manusia Serigala di judul? Ada apakah gerangan?. Ternyata sama sekali tidak ada hubungannya dengan kisah supranatural, legenda atau kearifan lokal lainnya, lalu apa dong? Jujur aja suasana kota kecil ini mengingatkan saya pada salah satu komik kisah misteri yang ditulis oleh Chie Watari, dengan tokoh utama Wanihiko Fudoh. Masih asri, etnik dan tradisional. Ternyata di Kurashiki ini jarang terkena gempa oleh karena itu bangunan-bangunan disini juga tidak banyak mengalami renovasi.  Kota ini juga menurut saya yang seperti terlihat pada film-film samurai atau shogun. Berikut beberapa hal yang menurut saya, sekali lagi menurut saya yang mohon diiyakan suasana Kurashiki yang mirip komik Legenda manusia serigala



Untuk mengelilingi pusat atraksi kotanya cukup jalan kaki aja.  Iseng-iseng jalan kita menemukan taman besar bernama Ivy Garden.  

Izinkan kami mejeng setitik


Sudah puas ke taman kami kembali berjalan, mengagumi setiap sudutnya. Karena kami anaknya laparan akhirnya mencoba sekali lagi nyari jajanan yang buka eh ada sih satu-satunya tempat yang buka, tapi ternyata makanannya Cuma ada roti panggang dan biskuit aja hehehe. Walau kurang kenyang tapi tempat ini patut dicoba karena istimewanya menyediakan berbagai olesan selai yang ngga biasa, saya mencoba apple butter dan lupa satu lagi apa dan sedangkan kakak saya mencoba apple butter dan peach mascarpone, wanginya enak banget dan rasanya juga enak, sayang sekali olesan ini tidak dijual padahal kami pengen banget.

Jangan ditanya ini kenyang apa enggak


Lanjuttt tujuan berikutnya adalah Yumiko Igarashi Museum, yess beliau adalah penulis Candy-candy, sambil menuju kesana kita menyenandungkan lagu ostnya
Biar saja biar wajahku begini
Tak peduli oh tak oh tak oh tak perlu kutangisi
Akulah anak nakal, anak nakal….
(jika anda bisa meneruskan lagu ini dengan nada yang sesuai, maka ketahuilah anda sudah tua)

Museum ini kecil banget sejujurnya, lebih seperti rumah yang dijadikan museum,  tapi paling eye catching karena di dalam gang yang semuanya berwarna netral tiba-tiba bangunan ini satu-satunya berwarna merah putih. Begitu masuk kita disambut dengan nuansa yang girly dan terlalu “princess” buat saya. Untuk naik ke lantai atas dan melihat koleksi Candy-candy kita dikenakan biaya 600 yen. Di lantai 1 museum ini terdapat café kecil, souvenir dan segala pernak pernik candy-candy terus ada juga studio foto ala-ala dan foto booth lengkap dengan berbagai macam pilihan gaun serta mahkota dan berbagai aksesoris lainnya.

Tampak luar Museum

Lantai 1

 Menuju ke lantai 2 kita akan bertemu dengan Anthony dan Candy-candy yang satu gambar tapi tidak berdampingan, eh gimana sih maksudnya? Jadi kalau dari bawah keatas yang terlihat adalah muka Candy tapi kalau turun yang terlihat adalah muka Anthony. Di lantai 2 terdapat berbagai pernak-pernik yang bergambar tokoh-tokoh komik karangan Yumiko Igarashi, tapi yang menjadi  favorit saya, disini terdapat ruang baca yang manis banget dengan sederatan komik karya Yumiko Igarashi termasuk Candy-candy tentunya.

Gambar di dinding tanga dari lantai 1 ke 2 dan sebaliknya



Ruang favorit



 Berhubung saya enggak bisa bahasa Jepang jadi cuma lihat-lihat aja engga bisa ikutan duduk dan baca. Di lantai 3 juga kurang lebih sama tetapi disini tidak ada ruang baca, tetapi disini ada dinding yang didekasikan untuk komikus lainnya termasuk Suzue Miuchi pengarang serial "Topeng Kaca".

Can you spot Maya Kitajima?


Yumiko Igarashi


Puas ke Yumiko Igarashi museum, kami lanjut jalan-jalan lagi. Semakin siang Kurashiki semakin ramai, tapi disini kebanyakan yang datang adalah turis lokal alias orang-orang Jepang sendiri, jarang sekali turis asing yang kami temui. Salah satu main attractionnya sebenernya adalah mengarungi kanal  dengan perahu. Dahulu Kurashiki menjadi pusat pendistribusian beras, daerah sekitar mengirim hasil panen beras ke Kurashiki barulah kemudian dikirim ke Osaka dan Edo. Lalu kanal dibangun untuk memudahkan transportasi dari Gudang-gudang penyimpanan ke pelabuhan terdekat. Hingga kini kanal-kanal itu masih ada dan terawat dengan baik dengan pohon weeping willow yang membingkai di sepanjang jalurnya. Sebenarnya di sekitar kanal ini juga banyak museum-musem lainnya, karena waktu yang sempit kami tidak bisa mengunjunginya satu persatu.





Salah satu gang yang juga mencolok diantara lainnya adalah Denim street, karena di sepanjang jalan ini semuanya bernuansa biru jeans dan. Enggak lupa kami mencicipi denim ice creamnya yang hanya bisa didapat disini, menurut si penjual bahan yang digunakan hanyalah bahan berkualitas terbaik dan terenak (Namanya juga jualan yekan) komposisi rasanya terdiri dari blueberry, vanilla dan ramune. Rasa ice creamnya segar, tidak terlalu manis, dan ada sedikit rasa asamnya, karena tidak menggunakan bahan pengawet jadi ice creamnya harus buru-buru dimakan karena mudah lumer.





Sebenernya kami kena jebakan juga disini, tapi jebakan yang membahagiakan sih untungnya. Jadi ada satu cafe yang dari luar terlihat di halamannya terdapat hutan bamboo, jadi kami niatkan buat mampir kesini. Berhubung ngeliatnya pas malam hari dengan sorotan lampu terlihatnya wahhh banget. Pas besoknya kesini , tepat sebelum meninggalkan Kurashiki mampirlah kami, Tahunya hutan bambunya cuma secuplik aja hahaha, kejebak deh yah. Tapi untungnya suasananya enak banget buat duduk manis.

Hutan bambu cukup sekian dan terima kasih

Ini sepiring berdua kok


 Sayang sekali kami harus segera pergi untuk menuju Osaka, agak nyesel juga sih hanya  semalam disini, tapi mudah-mudahan lain kali bisa kesini lagi di lain waktu. Aamiin




Saturday, October 20, 2018

Makan Asyik Di Jepang Tanpa Deg-Degan


Tumbuh dengan komik-komik serial cantik dan misteri, serta berbagai film seperti Ksatria Baja Hitam, Doraemon, Sailormoon, Candy-candy dan masih banyak lagi, menjadikan Jepang salah satu destinasi wisata impian saya. Di tahun 2018 akhirnya impian saya kesampaian juga. Namun untuk ke Jepang, ada hal-hal yang membuat saya sedikit deg-degan. Bukan perbedaan bahasa yang saya takutkan karena kebetulan saya pergi dengan kakak saya yang bisa berbahasa jepang. Melainkan makanannya, maklum deh yah saya dan kakak saya hobinya makan, jadi makan-makan sangat diutamakan.  Tapi ternyata ketakutan saya tidak beralasan
.
Seperti yang kita ketahui masakan Jepang banyak mengandung Babi ataupun alkohol, ini pula yang menjadi asal muasal kecemasan saya. Sebelum berangkat saya browsing terlebih dahulu mengenai makanan halal atau alternatif paling aman. Ternyata saya dibuat kaget, karena saat ini makanan halal sudah tidak terlalu sulit ditemui. Menurut kakak saya, karena turis Asia khususnya Indonesia dan Malaysia sudah banyak yang kesana. Sehingga mereka pun mulai menyadari akan kebutuhan makanan halal ini.

Saat sampai di Narita, saya masih ada beberapa jam waktu luang sembari menunggu kedatangan kakak saya. Lalu sesuai petunjuk di Internet dan aplikasi, saya mendatangi bagian informasi untuk mengetahui tempat sholat dan restoran Halal. Lalu mereka pun memberikan saya ini



Untuk ruangan sembahyang, sebenarnya tidak dikhususkan untuk muslim saja tetapi siapapun yang membutuhkannya. Ruangan kecil yang terletak di Terminal 2 ini, sudah tersedia tempat wudhu

 
Ruangan sholat di Terminal 2 Narita, lantai.1


Nah sekarang mulai masuk ngebahas makanan, tapi harap maklum sebelumnya kalau foto-fotonya kurang mewakili kenikmatannya. Karena rata-rata diambil saat lagi lapar-laparnya, berakibat moto ga fokus dan tangan rada getar (alasaaannn).

1.        La Toque
Setelah muter-muter bandara, terbitlah rasa lapar langsung saya menuju lantai 4 yang masih terletak di terminal 2 Narita. Sebenarnya ada dua restaurant halal yang ada di bandara Narita, tapi saya pilih La Toque karena ini yang duluan ketemu hehehe.

Papan petunjuk resto halal di lantai 4 

Setelah naik pesawat 7 jam, dan jalan-jalan ngga jelas makan Doria ini nikmat banget. Sebenernya sih ini nasi panggang  dengan daging sapi, tapi keju mozzarellanya melimpah ruah tapi ga bikin eneg. Disajikan panas-panas jadi kejunya masih mulur-mulur gitu.




Harga Doria ini sekitar 1500 yen (sudah termasuk minum), awalnya saya pikir mungkin karena di airport jadinya cukup mahal. Tapi ternyata memang harga restaurant di Jepang rata-rata 1000 yen keatas.

2.       Ramen Narita-Ya
Kalau ke Tokyo biasanya tempat inceran turis-turis salah satunya Senso Ji. Kita juga kesana sih, tapi bukan karena mau liat Senso Ji-nya tapi mau nyari ramen halalnya. Setelah seharian keliling Tokyo pengen makan yang berkuah-kuah dan pedas, maklum mulai masuk angin, usia ngga bisa bohong. Ramen di Jepang biasanya mengandung babi, berbeda dengan Udon yang menggunakan daging sapi, ayam, atau ikan, biasanya resto Ramen dan Udon juga terpisah. Makanya kita penasaran banget sama ramen halal ini.

Kaki sudah mulai gempor, pinggang sudah mulai encok, eh si maps malah ngajak muter-muter. Taunya tempat ini nyempil diantara jualan souvenir yang ada di Senso Ji…ampuuunnnnnn. Kalau lagi kayak gini berharap banget di Jepang ada tukang Ojeg pengkolan yang bisa ditanya-tanyain.

Maklum perjalanan jauh, jadi nambah kariage juga



Tapi perjuangan sebanding dengan hasilnya. Bahagia banget rasanya makan ramen ini. Porsinya banyak, kuahnya sedap, daging ayamnya ngga pelit. Harga mulai dari 1000 yen, tergantung topping dan ukurannya.Btw disini juga disediakan tempat sholat.

Nilai plusnya pulang menuju penginapan, kita bisa nikmatin Senso Ji saat sepi.



3.      Tendon Tenya
Ok dari nomer ini hingga ke bawah sebenernya tidak ada sertifikasi halalnya. Tapi ini pilihan paling “aman” diantara yang lainnya. Karena Mc *, Yoshinoy* semuanya mengandung babi, serta pilihan makanan ini hingga ke bawah juga tidak mengandung alkohol.

Di resto ini tidak ada makanan yang mengandung babi, karena daging yang digunakan adalah sea food. Karena saya alergi sea food akhirnya saya pilih set makanan yang isinya tempura sayuran. Walau sayuran ternyata tetap enak dan tetap mengenyangkan, ditambah miso soup makin yahud. Disini pula saya mencoba mengaduk nasi dengan telor ½ mateng, ternyata enak banget dan sama sekali ga bau amis. Untuk set tempura sayuran ini harganya cukup oke yaitu 550 yen.
Ini pertama kalinya juga saya nyobain makan bunga teratai (yang bolong-bolong itu)



4.     Tofu Donut
Daritadi ngebahas makan-makanan berat terus, nah sekarang saya mau bahas makanan penutupnya. Penyajiannya sederhana, ngga dimacem-macemin, mirip donut kampung lah kalau di Indonesia, namun yang ini tengahnya tidak berlubang. Sebelum dinikmati, donut-donut ini dihangatkan terlebih dahulu lalu diberi topping gula halus. Kalau kami sih gula halus saja ngga nampol, jadi pakai ice cream lagi dong, dijamin bikin nambah. “Aman”nya donut ini karena terbuat dari tofu dan ice creamnya pun dibuat dari Soy Milk. Kami mendapatkan donut ini di Kuromon Market, Osaka, dan dari seluruh gerai yang ada di sana hanya ada satu gerai yang menjual donut tofu ini.  Harganya juga terjangkau sekali hanya beberapa ratus yen.

 
Tadinya cuma beli 1 porsi pakai ice cream

Kemudian nambah lagi



Begitu dimakan sangat lembut, ringan (karena biasanya donut lainnya padat) dan tidak telalu manis, ada sedikit bau atau rasa lain karena memang terbuat dari tofu. Namun, sama sekali tidak berpengaruh sama kenikmatannya.

5.      Floresta Donut
 Nih yang suka hunting makanan instagramable, Floresta Donut jangan sampai ketinggalan. Ngga Cuma penampilannya yang lucu, tapi filosofi dibaliknya juga keren. Jadi Floresta Donut dibuat oleh suami istri yang ingin memberikan donut sehat dan seorganik mungkin buat anak mereka. Oleh karena itu bahan-bahannya dibuat dari bahan lokal organik tanpa menggunakan zat aditif atau pun pengawet. Mereka juga sangat memperhatikan sampah yang dihasilkan, oleh karena itu mereka juga membatasi pembuatan dalam satu harinya agar tidak banyak sampah.
Di kuping kelinci dan kucing ini tersimpan kacang Almond

Oke sekarang soal harga dan rasa. Harga sekitar 200 yen masih okelah untuk donut selucu ini. Sedangkan untuk rasa,awalnya agak kaget karena donut ini terasa padat dan kasar, donutnya sendiri ga terlalu manis bahkan hampir tawar, terbantu manis juga karena glazenya, tapi udah jelas kalau rasa makanan Jepang selalu oke.

6.      Jus
Hati-hati keselek, banyak makan tapi ngga minum. Nih, jus buah langsung dari buahnya, langsung minum aja. Jadi bukan jus buah yang sarinya cuma seperempat gelas dan sisanya air dan gula yang banyak. Kalau ini sih banyak ditemui dimana-mana, khususnya daerah tujuan turis.


Selain jeruk biasanya juga ada melon tapi kebayang aja ngehabisin setengah buah bahkan satu buah jus melon.


Selama di Jepang saya menggunakan dua aplikasi yang sangat membantu saya yaitu Have Halal Will Travel dan Halal Navi. Kalau HHWT kita bisa lihat review dari lainnya dan lebih mudah dibuka tetapi untuk Jepang dia hanya membahas dua kota besar saja.. Sedangkan untuk Halal Navi lebih lengkap termasuk waktu sholat namun terkadang lebih sulit dibuka. Ya udah jadi saya gunakan saja dua-duanya.
Jadi masih deg-degan ngga makan di Jepang? Kalau makanannya sih udah ngga deg-degan lagi. Tapi yang deg-degan liat lembaran duit di dompet yang menipis dengan cepatnya.



Monday, May 14, 2018

JURUS MINIM GADGET SELAMA PERJALANAN




Kalau udah urusan perjalanan jauh, menjaga mood anak agar tetap enjoy gampang-gampang susah. Biasanya kalau udah enggak mood, kitanya juga udah capek, keluarlah itu si gadget andalan supaya anak anteng. Eitss tapi bisa kok diminimalisir penggunaan gadget selama perjalanan, ini sih jurus-jurus yang saya lakukan kalau pergi-pergi dengan anak saya Rayyan (5 thn).

Saya termasuk ke dalam emak rempong kalau dalam urusan nyiapin perjalanan beserta tetek bengeknya.  Kalau dulu jaman masih single setiap pergi-pergi diusahain bawaan seringkes mungkin. Nah, sekarang udah jadi Ibu beranak satu, kalau bisa kamar beserta isinya ikut dibawa.  Alasan kerempongan ini supaya kebutuhan anak kebawa semua sehingga anak nyaman diperjalanan, mulai dari baju, obat-obatan, makanan, cemilan, peralatan mandi, selimut dll. Baru satu anak aja udah heboh bener yah, makanya saya salut banget deh ama Ibu-Ibu yang anaknya lebih dari satu terus menempuh perjalanan jauh, kalian hebat.

Nah setelah kerempongan tadi, saya dulu kesulitan nih nentuin bawa mainan buat si Rayyan, karena biasanya mainannya gede-gede terus enggak lama bosen juga akhirnya keluarlah jurus andalan si gagdet. Tapi enggak mau begitu terus, akhirnya saya nyari cara supaya anak tidak bosan dijalan. Jujur aja Rayyan kalau lagi dijalan (karena di rumah udah enggak boleh sama sekali) masih sesekali kita kasih gadget, khususnya kalau lagi makan. Ayah lelah, bunda cranky kelaperan tapi bocahnya maunya lari-larian ngiterin resto, supaya Ayah bisa makan dengan enak, Bunda enggak ngamuk karena kelaperan jadi biasanya pas makan (doang) kita kasih. Semua bisa makan dengan tenang di meja.

Udah pernah denger soal busy book atau busy bag? Ya ini konsepnya sebenernya enggak jauh dari situ. Saya suka banget dengan busy book dulu sempet bikin sendiri, tapi lama kelamaan hancur dan anaknya bosan. Akhirnya saya ganti dengan busy bag yang isinya sebagian besar saya beli jadi aja, karena kalau dihitung segi biaya yah kurang lebih aja harganya, dan juga mempertimbangkan waktu buat bikinnya, tapi memang kalau busy book atau busy bag yang handmade lebih seru dan lebih kreatif.  Apa aja isi  busy bag Rayyan atau jurus minim gadgetnya?, oh iya cara ini sih cocoknya untuk anak 3-5 tahun, karena semakin besar biasanya anak sudah bisa menentukan sendiri apa saja yang dia suka dan mau bawa.


Sebelum kita bahas apa aja isinya, ada beberapa pertimbangan dalam menentukan isinya.
1. Pastikan isinya berbeda dengan mainan yang biasa dimainkan sehari-hari, karena biasanya kalau mainan baru enggak bakal cepet bosen. Lah terus beli baru mulu gitu? Yah enggak gitu juga ada beberapa mainan/barang yang saya simpen dan dikeluarin satu-satu khusus untuk bepergian aja, kalau udah balik ke rumah yah diumpetin lagi.
2.       Bisa dipakai berulang kali dan tahan lama. Kan biar ngirit ga beli-beli mulu
3.       Ukurannya sedang. Kalau terlalu besar kita yang repot, kalau terlalu kecil gampang hilang.
4.       Harga, sering-sering survey ke toko buku atau toko mainan di beberapa mall atau supermarket (pas surveynya jangan langsung beli yah) karena suka ada beberapa toko mainan atau supermarket yang suka ngasih diskon, atau lebih murah dari toko lainnya.
5.       Darat, Laut atau Udara?. Kalau naik mobil sih mau bawa mainan atau perlengkapan anak sebanyak-banyaknya silahkan aja selagi masih muat. Tapi kalau udah naik kereta, kapal, atau pesawat ini yang mesti dipertimbangkan besar serta beratnya.
6.       Variasi. Semakin banyak variasi yang dibawa semakin bagus
7.       Sesuaikan dengan kesukaan anak, karena tiap anak beda-beda hobinya.

Ok isinya apa aja:
·         Wipe clean Flash Card
Pertama wipe clean flash card, sebenernya ini versi ringkasnya dari buku-buku yang wipe clean. Tapi kalau buku-buku itu gampang rusak dan lembarannya suka copot, yang ini bentuknya kartu satuan dan udah pasti lebih ringan beratnya.  Kalau yang saya beli ini versi angka 1-15 dan setiap angka ada 2 versi, lumayan kan ada variasinya bisa ganti-gantian. Selain buat belajar mengenal angka, juga bisa sekaligus untuk latihan menulis.
 
Ini dibawa satu set seri aja

·         Play doh.
Sbenernya saya sama Play doh semacam Love-Hate Relationship. Sukanya ini bisa bikin Rayyan anteng banget di mobil bahkan sampai makan di resto pun bisa anteng dan gadget enggak perlu dikeluarin. Cuma dia nih kalau udah main enggak bisa berhenti, ampe play dohnya kering dan bergerindil jadi aja hambur dimana-mana dan keras terus ngga bisa dipakai lagi. Akhirnya saya beli yang versi kecil-kecilnya aja biar enggak rugi-rugi amat dan khusus play doh beneran dikeluarin kalau emang mau pergi-pergi aja. Cara irit play doh lainnya, yaitu nyari yang secup gede harga 10 rb (yesss sempet nemu dong yang play doh asli 10 rb ajah, langsung nyetok). Kalau alat yang sebelahnya sih beda brand, tapi karena simple jadi saya beli yang itu aja.





      

·         Papan Tulis magnetik.
ini favorit banget baik buat saya, karena ga kotor kemana-mana, make berulang kali bisa, ketumpahan air ga rusak. Untungnya si Rayyan favorit banget sama ini juga. Kalau untuk traveling saya cariin yang ukurannya muat masuk tasnya si  Rayyan aja. Lalu karena pulpen/pensil magnetnya mudah hilang, pastikan saat membeli ada tali yang diikat ke papan jadi enggak mudah hilang.



·         Crayon atau Alat pewarna lainnya.
Masih berhubungan gambar menggambar, tetap bawain crayon atau pensil warna, sekali lagi disesuaikan dengan kesukaan anak, kebetulan anak saya lagi suka-sukanya nyorat-nyoret. Terus jangan lupa bawain buku gambar, kalau buku gambar dirasa terlalu besar dan cepat habis, bisa juga bawa kertas bekas yang dipotong-potong kayak gini.






·         Puzzle.
Nah ini saya beli 40 ribu langsung dapat 3, bisa deh nih diputer-puter terus serinya. Sebenernya ada juga yang 40 ribu dapet empat tapi perhatikan kualitasnya, karena kita kan maunya awet dan bisa dipakai berulang kali.
 
ini yang dibawa cuma satu, sisanya diumpetin buat lain waktu.


·         Buku favorit
Walau Rayyan umur udah 5 tahun saya masih suka beliin buku untuk umur anak dibawahnya. Karena lebih banyak gambar dan interaktif dibanding yang banyak tulisannya. Lagipula anaknya juga belum bisa baca. Jumlah buku yang dibawa biasanya minimal 2, untuk alasan variasi, tapi sekali lagi tergantung berat dan keribetannya, kalau dirasa masih oke, lansung aja dibawa

Buku yang Hitam bisa dibuka tutup flap halamannya, buku yang di bawahnya bisa digeser, ditarik, diputar



Itu dia jurus-jurus minim gadget ala saya biar anak anteng selama traveling. Biasanya kalau semua jurusnya udah keluar anak masih cranky pertanda bocahnya laper, jadi biasanya saya selalu bawa snack dan buah kesukaan Rayyan yang banyak (lika mother like son, laper dikit cranky). Kalau ibu-ibu lain gimana pengalamannya? Siapa tau ada jurus-jurus lain yang bisa jadi inspirasi buat saya untuk perjalanan berikutnya.

Saturday, May 5, 2018

Crispy Chicken with Asian Style Skippy Sauce



Pasti udah pada tahu dong sama selai kacang yang satu ini, Skippy Peanut Butter. Saya termasuk mau yang rasanya pasti pasti aja kalau udah urusan perut dan mulut. Makanya dari dulu setia sama yang satu ini. Kalau saya sih Skippy Peanut Butter ga cuma buat olesan roti tapi juga buat cemilan, apalagi Skippy Peanut Butter yang Crunchy yang ada potong-potongan kacangnya, ambil sendok langsung sendokkin ke toplesnya dimakan gitu aja (tapi ga bolak balik dari mulut ke toples yah, cuma sekali sendok aja tapi banyak). Biasanya sih buat bikin cookies juga saya pakainya Skippy Peanut Butter. Bahkan sampai ga mau rugi nih, kalau masih ada yang tertempel di sisi-sisi toplesnya, tinggal masukkin ice cream favorit, terus makan deh sama Skippy Peanut Butter. Beneran sesuka itu.

Karena biasanya saya pakai Skippy Peanut Butter untuk snack-snack manis atau buat olesan roti, saya penasaran bisa ga yah ini diolah jadi hidangan lain bahkan jadi makanan berat. Akhirnya kemarin uji coba deh, bikin makanan yang mudah tapi rasanya juga oke (karena saya sejujurnya ga jago-jago amat masak). Munculah ide bikin Crispy Chicken with Asian Style Skippy Sauce yang memadukan rasa asin, manis dan pedas.

Nah kenapa Skippy Peanut Butter cocok di resep ini karena teksturnya yang creamy dan lembut, manis dan gurihnya pas, jadi mudah diolah. Kalau pakai selai kacang begitu keluar dari kulkas langsung mengeras karena terjadi pemisahan “minyak” di dalam selai, tapi kalau Skippy Peanut Butter disimpan di kulkas dan langsung digunakan tetap smooth, ini menandakan kualitas Skippy Peanut Butter yang sangat baik. Yang bikin makin cinta, ternyata Skippy Peanut Butter juga sudah berlogo Halal.
Ok langsung aja yuk kita olah, dan ini bahan-bahan yang akan dipakai untuk resep ini:

Bahan-bahan
Bahan A
Dada ayam fillet 250 gr (kalau mau diganti ikan dory filet pun bisa)
Telor (1 butir)
Tepung roti
Terigu
Garam
Lada/merica
Wijen untuk taburan (boleh skip)

Bahan B
4 sdm kecap
2 sdm minyak wijen
1 sdm madu (boleh skip)
2 sdm Skippy Creamy Peanut Butter
2 sdm lemon
1 sdt garlic powder
20 tetes atau lebih chilli oil atau hot oil (karena saya suka pedas saya pakai sekitar 35 tetes)
Sedikit garam

Cara membuat:
1. Marinasi ayam dengan lada dan garam diamkan selama 15 menit





2. Kemudian, celupkan ayam ke telor kemudian balurkan dengan tepung terigu dan tepung roti, lalu digoreng (kalau saya masukkan dulu di freezer sekitar 15 menit baru digoreng agar tepung tidak mudah lepas)





3. Sisihkan ayam dan beri taburan wijen

Saus
Campur semua bahan B, kemudian koreksi rasa jika ada yang dirasa kurang. Bisa dinikmati langsung menjadi camilan yang mengenyangkan atau dijadikan lauk dengan nasi pun oke. Jadi lain kali bisa buat bekal piknik atau buat anak sekolah (tinggal disesuaikan saja tingkat pedasnya)









Hmmm..udah berhasil nih bikin masakan asin/savoury dengan Skippy PeanutButter, jadi penasaran pengen coba resep lainnya. Jadi menyemangati diri sendiri nih untuk tidak takut berimajinasi dan mencoba ternyata semua mungkin untuk dilakukan. So this is how i enjoy SKIPPY® Peanut Butter






Menemani saat-saat manis bersama keluarga, hanya Skippy  yang pas di hati.




Disclaimer: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan dan Praxis sebagai perwakilan SKIPPY® Peanut Butter Indonesia.